Alumni IPDN Itu Merasa Sangat Kehilangan

Alumni IPDN Itu Merasa Sangat Kehilangan
Afrian Ginanjar saat dikukuhkan sebagai anggota Paskibra Pemprov Kepri beberapa tahun lalu, sebelum akhirnya menjadi ajudan Gubernur Kepri M.Sani. Foto Ist for Batam Pos/JPG

Menurutntya tiga bulan pertama, dia sering mendengar suara keras Sani.  Saya tahu, itu bukanlah amarah emosional semata. Saya tahu,di balik marah itu, ada kasih sayang dan pembelajaran yang seolah ia sembunyikan,” ucapnya.

"Satu pesan beliau, “Yan, kreatiflah sikit jadi ajudan, jangan menunggu perintah, biasakanlah ambil inisiatif". Itulah pesan yang selalu saya pegang selama mendampingi almarhum gubernur,” ujarnya.

Kemudian satu hari di tahun 2012, Afrian memberanikan diri untuk melapor kepada Sani, terkait rencana pernikahan dengan gadis dari tanah seberang, Tembilahan.

Ketika itu seolah tidak setuju jika pernikahan itu dilaksanakan pada awal 2013. "Berapa umur kauYan? Ngape? Dah tebiat nak kawen?". Begitu kata beliau. Namun akhirnya beliau adalah orang yang paling mendukung pernikahan saya, menjadi "donatur" utama, dan yang paling membanggakan adalah, beliau hadir dengan bersusah payah ke Tembilahan, menggunakan Kapal Gubernur Kepri 01,” cerita Afrian. 

Sani juga yang menjadi saksi pernihakannya.  “Kemudian langsung buru-buru kembali ke Batam, menyambut kehadiran Ibu Menkes saat itu,” imbuhnya lagi.

Dia mengatakan, banyak pengalaman yang dia dapatkan selama mendampingi Sani. Namun, tidak mungkin diceritakan semuanya.

“Yang pasti, berbanggalah kita pernah memiliki Putra Daerah, sang Untung Sabut yang memimpin Kepri.Wajar jika bendera dikibarkan setengah tiang, sangatlah manusiawi jika air mata kita jatuh melepas kepergian beliau. Namun, satu hal yang harus kita teladani dari beliau, adalah sikap mau memaafkan, betapapun orang lain telah berbuat jahat pada kita,” pungkasnya. ***

 



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News