Alumni Perikanan Undip Dorong Percepatan Industri Budi Daya Lobster Nasional

Alumni Perikanan Undip Dorong Percepatan Industri Budi Daya Lobster Nasional
Abdul Kadir Karding (kiri). Foto: Ricardo/JPNN.com

Hal lain yang perlu dijadikan fokus perhatian adalah bagaimana mengatur zonasi baik zona untuk pengaturan budi daya maupun zona tangkap, ini penting untuk menjamin pemanfaatan benih lebih terukur. Budi daya imbuh Karding, adalah solusi untuk memutus rantai ekspor ilegal. Oleh karenanya, Budi daya lobster mutlak untuk didorong, sehingga aspek ekonomi dan kesejahteraan masyarakat bisa dicapai, di sisi lain kelestarian stock tetap terjaga.

"Kita ini dalam hal teknologi budidaya sangat jauh tertinggal dengan Vietnam, padahal daya saing komparatif kita lebih tinggi. Ini saya kira PR kita. Paska Permen KP ini saya harap maks 3 tahun budidaya dalam negeri bisa improve. Kita harus berkaca dari Vietnam untuk ini," pungkasnya.

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Slamet Soebjakto yang juga bertindak sebagai narasumber utama menyampaikan bahwa KKP akan terua berupaya mendorong industri budidaya lobster nasional.

Menanggapi berbagai pro kontra terkait implementasi Permen KP Nomor 12 Tahun 2020, Slamet mengaku semua sudah sesuai ketentuan, oleh karenanya semua pihak untuk mulai bersama sama berperan menajukan industri budidaya lobster dalam negeri.

“KKP jelas untuk terus fokus pada pengembangan budidaya. Dalam 2-3 tahun ini, usaha budidaya lobster di dalam negeri harus mulai berkembang. Kita sudah siapkan strategi dan peta jalan untuk pengembangannya. Intinya, kepentingan masyarakat pesisir adalah nomor satu. Kita ingin melalui budidaya ini ada multiplier effect bagi ekonomi masyarakat", jelas Slamet.

Sementara itu, Ketua Himpunan Pembudidaya Ikan Laut, Effendy Wong, mengaku optimis budidaya lobster dalam negeri bisa berkembang. Menurutnya, PR Pemerintah ke depan adalah memfasilitasi semua kebutuhan dasar dalam proses produksi yang ada. Effendy juga mencontohkan apa yang telah dilakukan dengan masyarakat selama ini bisa menjadi model yang bisa diadopsi.

“Saya ini sudah puluhan tahun bergelut dalam budidaya lobster, jadi faham betul tantangan dan kendala yang mesti dihadapi. Sebenarnya Indonesia punya potensi menyaingi Vietnam, syaratnya pertama tidak buka kran ekspor benih dan yang kedua mari kembangkan riset untuk teknologi budidayanya. Saya sampaikan ke Pemerintah bahwa mestinya kita bisa manfaatkan sumber daya ini di dalam negeri karena nilai tambahnya tinggi. Sebenarnya gampang menyaingi Vietnam, tinggal stop ekspor benih maka usaha di Vietnam akan turun drsastis,” ungkap Effendy.

Berkaitan dengan kondisi stok lobster di WPP-RI, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Kelautan Undip, Prof. Suradi WS, meminta agar dalam pengelolaan sumber daya lobster memperhatikan kondisi status kerentanan stok. Menurutnya ini menjadi syarat mutlak untuk menjamin sumber daya yang lestari.

Alumni perikanan Undip melalui DPP Keluarga Alumni Perikanan (Kerapu) Undip merekomendasikan berbagai langkah konkret kepada Pemerintah untuk melakukan percepatan industri budi daya lobster nasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News