Alur Sungai Mentaya Perlu Pengerukan

Alur Sungai Mentaya Perlu Pengerukan
Alur Sungai Mentaya Perlu Pengerukan
SAMPIT – Aktivitas perekonomian melalui jalur laut di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) belum lancar. Kapal-kapal besar yang akan merapat atau berlayar di Pelabuhan Sampit harus menunggu selama 15 jam di muara sungai, jika air Sungai Mentaya surut. Karena itu, alur Sungai Mentaya perlu dikeruk lagi agar aktivitas perekonomian di Kotim semakin meningkat. Terakhir, Sungai Mentaya dikeruk pada Agustus 2011 silam.

   

General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Cabang Sampit Abdul Rofid Fanani mengatakan, kedalaman Sungai Mentaya saat ini sekitar minus 4 meter LWS (Low Water Spring/air pasang terendah). Dengan kedalaman tersebut, maksimal kapal kargo yang bisa masuk adalah sekitar 3000 DWT (Dead Weight Tonnage) dan untuk tongkang sekitar 5000 DWT.

   

“Sampai saat ini (kapal yang akan berlabuh) masih menggantungkan pasang surut air Sungai Mentaya. Untuk pengerukan sebelumnya dilakukan pada Agustus lalu, namun kami berharap adanya pengerukan lagi agar kedalaman sungai bisa minus 5 LWS, sehingga meski sungai surut, bisa mempercapat kelancaran kapal,” katanya kepada Radar Sampit (JPNN Grup).

   

Menurut Fanany, untuk pengerukan alur sungai itu bukan kewenangan pihaknya, melainkan kewenangan Pemerintah Pusat. Karena itu, pihaknya mengharapkan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan dapat menganggarkan kembali dana pengerukan untuk mendukung kelancaran transportasi kapal di Pelabuhan Sampit atau Bagendang.

   

SAMPIT – Aktivitas perekonomian melalui jalur laut di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) belum lancar. Kapal-kapal besar yang akan merapat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News