Amandemen UUD 45 Tak Bawa Manfaat

Empat Kali Dilakukan Hanya Bagi-bagi Kekuasaan

Amandemen UUD 45 Tak Bawa Manfaat
Amandemen UUD 45 Tak Bawa Manfaat
JAKARTA - Pengamat Politik dari Geschelschaft fuer Technische Zusammenarbeit, Cecep Effendy menilai hasil optimal dari empat kali amandemen UUD 1945 ternyata tidak membawa manfaat bagi mayoritas penduduk Indonesia. "Empat kali amandemen sudah dilakukan, hasilnya ternyata hanya sekedar bagi-bagi kekuasaan di antara sesama elit dan golongan bangsa ini," kata Cecep Effendy, di Jakarta, Senin (30/8).

Rakyat, lanjut Cecep, tetap saja berkutat dengan kesulitannya masing-masing dalam memenuhi kebutuhan hidupnya seperti pendidikan, kesehatan dan perumahan. Ini menunjukkan ternyata amandemen tidak secara siginifikan berpengaruh terhadap kesejahteraan rakyat. Kecuali elit karena telah terjadi kompromi bagi-bagi kekuasaan yang dinaungi oleh konstitusi.

Akhir-akhir ini wacana amandemen kembali mencuat yang diusung oleh Dewan Perwakilan Daerah (DPD). "Substansi amandemen menurut DPD ternyata hanya sebatas meminta fungsi dan peranan DPD ditambah. Apa dan bagaimana problem masing-masing daerah yang semestinya mereka suarakan di parlemen tidak mereka lakukan secara baik," tanya Cecep.

Berangkat dari pengalaman empat kali amandemen UUD 1945 yang tidak berpengaruh terhadap kehidupan rakyat, Cecep menyarankan wacana amandemen dihentikan dulu. "Hentikan dulu wacana amandemen dan laksanakan saja konstitusi yang sudah empat kali mengalami perubahan pasca reformasi ini," saran dia.

JAKARTA - Pengamat Politik dari Geschelschaft fuer Technische Zusammenarbeit, Cecep Effendy menilai hasil optimal dari empat kali amandemen UUD 1945

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News