Ambon Bersolek Menuju Kota Musik Dunia

Ambon Bersolek Menuju Kota Musik Dunia
Salah satu pertunjukan musik yang dipersembahkan masyarakat Ambon saat jamuan makan malam dengan rombongan wartawan parlemen di rumah dinas wali kota Ambon, Jumat (16/3) malam. Foto: boy/jpnn

jpnn.com, AMBON - Kota Ambon, Maluku, terus bersolek menuju sebagai Kota Musik Dunia ke 18. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) juga sudah mendaftarkan kota tersebut ke Unesco.

"Kami berupaya menjustifikasi Kota Ambon ini menjadi Kota Musik Dunia ke 18," kata Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy saat jamuan makan malam dengan rombongan press gathering Koordinatoriat Wartawan Parlemen dan Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR, Jumat (16/3) di rumah dinasnya di Ambon.

Bakat musik dan nyanyi yang dimiliki masyarakat Ambon sudah tidak diragukan lagi. Selain bakat dari lahir, polesan lewat latihan dan pembinaan terus dilakukan.

Richard mengatakan, sejalan dengan kebutuhan globalisasi dan obsesi Bekraf menjadikan musik sebagai ekonomi kreatif, maka Ambon pun didorong untuk sukses menjadi kota kreatif ketiga setelah Bandung yang dasarnya desain, Pekalongan dengan batiknya.

"Maka Ambon disiapkan Bekraf sebagai kota musik sebagai ikonnya," kata dia.

Dia berharap 2018 ini Unesco bisa mengakui Ambon sebagai Kota Musik Dunia.

Sebagai salah satu persyaratan yang ditetapkan Unesco, sejumlah infrastruktur seperti gedung pertunjukan musik etnik di IAIN Ambon dan studio rekaman musik bertaraf Internasional di Universitas Pattimura yang dibangun oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) akan diresmikan Ketua DPR Bambang Soesatyo, Sabtu (17/3).

Dia menambahkan, baru-baru ini Ambon sukses melaksanakan konferensi musik pertama. Sebanyak kurang lebih 300 musisi hadir dan acara itu diklaim sukses besar.

Kota Ambon, Maluku, terus bersolek menuju sebagai Kota Musik Dunia ke 18. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) juga sudah mendaftarkan kota tersebut ke Unesco.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News