Ambrosius Ruwindrijarto, Aktivis Lingkungan Peraih Ramon Magsaysay Award 2012
Sempat Diculik dan Disiksa Preman Cukong Kayu Liar
Kamis, 02 Agustus 2012 – 04:44 WIB

Ambrosius Ruwindrijarto. Foto : M Dinarsa Kurniawan/Jawa Pos
Lelaki kelahiran Grobogan, Jawa Tengah, 14 November 1971, itu bergabung dengan lima peraih penghargaan Ramon Magsaysay 2012 lainnya. Yaitu, Chen Shu-chu dari Taiwan, Romulo Davide (Filipina), Kulandei Francis (India), Syeda Rizwana Hasan (Bangladesh), dan Yang Saing Koma (Kamboja). Ruwi pun resmi masuk klub penerima penghargaan Ramon Magsaysay dari Indonesia. Dia menyusul jejak beberapa tokoh, antara lain mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), penulis Pramoedya Ananta Toer, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.
Pada 25 Agustus mendatang dia berangkat ke Filipina. Selanjutnya, prosesi penyerahan award dilakukan di Philippine Convention Center (PCC), Manila, pada 31 Agustus.
Ruwi merasa belum layak menerima penghormatan bergengsi tersebut. "Apa yang saya lakukan sebenarnya belum apa-apa. Sebab, belum banyak orang yang bergerak demi kelestarian lingkungan," katanya. "Penghargaan itu saya maknai sebagai tambahan energi untuk bekerja lebih keras demi mewujudkan kelestarian lingkungan hidup dan ekonomi berbasis kerakyatan," sambung Ruwi.
Bagi Ruwi, bersentuhan dengan alam bebas bukan barang baru. Dia melakukannya sejak berstatus mahasiswa di Fakultas Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB). Kala itu dia kerap melanglang ke alam bebas bersama Lawalata, unit kegiatan mahasiswa (UKM) di kampusnya."Setelah lulus pada 1997, dia membentuk Telapak bersama empat kawannya.
Perjuangan tak kenal lelah Ambrosius Ruwindrijarto berbuah manis. Kerja kerasnya sebagai aktivis lingkungan membuatnya menerima Ramon Magsaysay Award,
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu