Amerika Cs Ancam Rusia, Putin Janjikan Pembalasan Dahsyat yang Bakal Dicatat Sejarah

Putin mengatakan pada Biden bahwa sanksi itu bisa memutuskan hubungan AS dan Rusia.
"Presiden kami segera menanggapi (ancaman sanksi itu) bahwa jika Barat memutuskan –dalam situasi ini atau situasi yang lain– untuk menerapkan sanksi baru seperti yang telah disebutkan, maka hal itu dapat memutus hubungan kedua negara dan menyebabkan kerusakan paling serius antara Rusia dan Barat," kata Ushakov.
"Presiden (Vladimir Putin) kami juga mengatakan bahwa hal itu akan menjadi kesalahan yang akan dilihat oleh keturunan kita sebagai kesalahan yang amat besar."
Moskow, yang khawatir jika Barat mempersenjatai kembali Ukraina, mengatakan pihaknya menginginkan jaminan yang mengikat dari aliansi militer NATO tentang ekspansi dan pengerahan senjata mereka di Eropa timur.
Rusia dijadwalkan akan menggelar pertemuan soal jaminan yang diinginkannya itu dengan AS di Jenewa pada 10 Januari, dengan NATO di Brussels pada 12 Januari, dan satu pertemuan lagi di bawah naungan Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa di Wina pada 13 Januari.
Ushakov mengatakan pembicaraan telepon pada Kamis itu telah menciptakan "atmosfer yang baik" jelang serangkaian pertemuan tersebut.
Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014 dan mendukung pemberontak pro-Rusia pada tahun yang sama ketika pemerintah di Kiev kehilangan kendali atas Ukraina selatan. (ant/dil/jpnn)
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis memperingatkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden lewat telepon bahwa sanksi Barat terhadap Moskow akan menjadi kesalahan besar
Redaktur & Reporter : Adil
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM
- 'Indonesia First’ demi RI yang Berdikari di Tengah Gejolak Dunia
- Inilah Dampak Perang Dagang Tarif Resiprokal AS vs China Bagi Indonesia
- Bea Cukai Dukung Ekspor Perdana 273 Kg Teripang Susu Putih Asal Minahasa Utara ke AS
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'