Amerika Temukan Kasus Kedua MERS

Amerika Temukan Kasus Kedua MERS
Amerika Temukan Kasus Kedua MERS

CDC sendiri mengaku belum mengetahui apakah pasien tersebut menularkan virus itu di pesawat, sebagai langkah antisipasi pihak CDC telah menghubungi sekitar 500 orang yang berada satu perjalanan dengannya.

"Kami pikir langkah antisipasi sejak adanya peningkatan kasus di Timur Tengah adalah langkah yang baik," katanya.

"Meski kami percaya risiko penyebaran virus ini rendah," timpal juru bicara rumah sakit Geo Morales.

Menurut situs Kementerian Kesehatan, Middle East Respiratory Syndrome (MERS) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh corona virus yang disebut Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov), dan pertama kali dilaporkan pada 2012 di Arab Saudi.

Virus ini berbeda dengan coronavirus lain yang telah ditemukan sebelumnya, sehingga kelompok studi corona virus dari Komite Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan bahwa novel corona virus tersebut dinamakan sebagai MERS-Cov.

Virus ini tidak sama dengan corona virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), namun mirip dengan corona virus yang terdapat pada kelelawar.

Sebagian besar orang yang terinfeksi MERS-Cov berkembang menjadi penyakit saluran pernapasan berat dengan gejala gejala demam, batuk, dan napas pendek. Sekitar separuh dari jumlah penderita meninggal. Sebagian dari penderita dilaporkan menderita penyakit saluran pernapasan tingkat sedang.

Hal yang perlu diantisipasi masyarakat yang akan berpergian ke negara-negara Timur Tengah, yaitu jika terdapat demam dan gejala sakit pada saluran pernapasan bagian bawah, seperti halnya: batuk atau sesak napas dalam kurun waktu 14 hari sesudah perjalanan, segera periksa ke dokter. (esy/jpnn)

NEWYORK--Departemen Kesehatan Amerika mengkonfirmasi kasus kedua MERS di negara itu. Virus mematikan yang pertama kali ditemukan di Timur Tengah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News