Anak di Bawah Umur Kini Ikut Jadi Pejuang Papua Merdeka

Anak di Bawah Umur Kini Ikut Jadi Pejuang Papua Merdeka
Anak di Bawah Umur Kini Ikut Jadi Pejuang Papua Merdeka

Pejuang OPM tidak pernah dipersenjatai dengan baik namun telah bertahan sejak Indonesia mengambilalih wilayah kaya mineral ini dari Belanda pada tahun 1962.

Orang Papua, yang menyatakan kemerdekaan setahun sebelumnya, melihat orang Indonesia sebagai penjajah yang memperkuat kontrol mereka melalui referendum kontroversial pada akhir 1960-an.

Bagi Pemerintah Indonesia, Papua merupakan wilayah kaya sumberdaya mineral yang tidak akan pernah dilepaskan.

Para pejabat mengatakan wilayah itu adalah hak Indonesia berdasarkan hukum internasional karena merupakan bagian dari Hindia Belanda yang merupakan dasar bagi wilayah Indonesia.

Butuh intervensi internasional

Menurut aktivis HAM yang berbasis di Indonesia, Veronica Koman, keberadaan tentara di bawah umur merupakan pertanda bahwa konflik Papua "jauh lebih serius daripada yang diakui dunia".

"Papua butuh intervensi internasional, karena tentara anak-anak sendiri adalah korban. Pendekatan keamanan Pemerintah Indonesia telah menciptakan konflik yang tidak dapat diatasi dengan membinasakan generasi demi generasi orang Papua," ujarnya.

Sebuah foto yang diambil pada Mei lalu oleh anggota WPLA di daerah Nduga di dataran tinggi Papua menunjukkan empat pria usia anak hingga remaja, bersama empat pria lebih tua, memegang senajata.

Sebuah video di daerah yang sama awal tahun ini menunjukkan anak-anak yang sama, satu memegang senapan, serta remaja lainnya di antara sekitar 40 pria bersenjata yang mendengarkan pidato tentang kemenangan militer mereka sejak 2017.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News