Anak Muda Harus Kritis Terhadap Radikalisme di Dunia Maya

Anak Muda Harus Kritis Terhadap Radikalisme di Dunia Maya
Ilustrasi. Foto: JPNN

Artinya, untuk mencegah penyebaran paham tersebut, dunia maya harus dibanjiri tentang informasi dan tulisan tentang Islam yang rahmatan lil alamin. Melalui generasi muda, mereka bisa menyebarkan itu dengan bahasa dan cara-cara anak muda.

Upaya itu mutlak harus dilakukan karena dunia maya, baik itu internet dan media sosial, adalah wahana paling efektif untuk melakukan kampanye.

Indonesia tidak boleh ketinggalan dengan langkah ISIS yang telah merekrut ribuan anggotanya di seluruh dunia lewat dunia maya dengan mengimbangi dan melebihi propaganda itu demi untuk melindungi generasi muda dari pengaruh-pengaruh paham negatif.

Hendri menilai kehadiran media sosial akhir-akhir ini memang fenomenal. Dan itu pengaruhnya sangat besar bagi masyarakat karena bisa mengarah langsung ke personal.

Hal itu berbeda dengan masa-masa dulu, di mana propaganda dan kampanye masih dilakukan secara konvensional melalui media dakwah atau pertemuan.

Dari fakta itulah, Hendri mengimbau, para pengguna media sosial terutama generasi muda agar bersikap dewasa saat berinteraksi di media sosial.

"Bila tidak dewasa dalam penggunaan media sosial, pasti akan sangat mudah dimasuki paham-paham baru, terutama paham kekerasan dan terorisme. Apalagi para generasi muda, yang haus dengan berbagai informasi dan bacaan," imbuhnya. (jos/jpnn)


JAKARTA - Anak muda Indonesia harus cerdas dan kritis dalam mewaspadai penyebaran radikalisme dan terorisme melalui internet (dunia maya). Ini wajib


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News