Anak Panah dari Al Hikmah

Oleh Dahlan Iskan

Anak Panah dari Al Hikmah
Dahlan Iskan di Lebanon. Foto: Instagram/dahlaniskan19

Di Amerika Gibran kecil dimasukkan sekolah. Di Boston Selatan. Basisnya imigran dari Syria. Atau Lebanon. Di situ Gibran belajar bahasa Inggris.

Kelak, setelah tahun 1923, karya-karya Gibran ditulis dalam bahasa Inggris. Sama hebatnya. Dengan karya-karya dalam bahasa Arab sebelumnya.

Umur 15 tahun Gibran dipulangkan ke Lebanon. Untuk masuk sekolah. Di Al Hikmah. Sekolah filsafat. Periode inilah yang mengasah kefilosofian Gibran.

Tapi gurunya yang di Boston Selatan itulah. Yang menurut saya hebat. Sang guru bisa segera tahu kecenderungan si kecil Gibran. Yang mungkin aneh. Di mata orang biasa. Sang guru menyalurkannya. Memberinya muara.

Membebaskannya. Jadi anak panah yang lepas. Melejit. Cepat. Yang tidak lagi tertinggal di busurnya.

Sang busur adalah ibunya. Dan gurunya itu.

Betapa banyak guru yang membuat patah anak panah nya. Tidak. Guru yang satu itu.(***)


Berita Selanjutnya:
Daripada Nostalgia

Peti mati itu tiba dari New York tahun 1932. Setahun setelah kematian penyair dunia itu. Peti kayu di dalamnya. Peti baja di luarnya.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News