Analis dari LSI Denny JA Anggap Gemoy Jadi Jurus Jitu Komunikasi Profetik ala Prabowo

Analis dari LSI Denny JA Anggap Gemoy Jadi Jurus Jitu Komunikasi Profetik ala Prabowo
Gaya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat menghadiri acara purnawirawan Kopassus seluruh Indonesia di Jakarta. Foto: arsip JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Akhir-akhir ini kata ‘gemoy’ seolah-olah sudah melekat dengan sosok Prabowo Subianto yang juga capres Pilpres 2024.

Gemoy merupakan istilah kekinian untuk menggantikan kata ‘gemas’ pada objek yang menggemaskan.

Belakangan ini ‘joget gemoy’ pun menjadi tren di masyarakat, bahkan ada lombanya. Mantan bupati Purwakarta yang politikus Partai Gerindra Dedi Mulyadi sampai menggelar lomba ‘joget gemoy’ demi memopulerkan Prabowo sebagai capres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Analis politik Toto Izul Fatah dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menilai Prabowo saat ini menerapkan bentuk komunikasi profetik. Artinya, pola komunikasinya berbasis pada spirit nilai-nilai kenabian.

Menurut Toto, saat ini Prabowo muncul sebagai sosok yang merangkul semua kalangan. Ketua umum Partai Gerindra itu juga menunjukkan diri sebagai figur yang tidak pendendam, termasuk kepada pihak yang mengkhianatinya.

"Prabowo tampak lebih tulus berjuang. Dia tidak pernah menyerang,” kata Toto, Minggu (26/11/2023).

Direktur eksekutif Citra Komunikasi LSI itu menambahkan Prabowo juga tidak bereaksi saat diserang. Toto menyebut capres yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka itu juga tidak menggubris berbagai fitnah yang menyasarnya.

“Saat diserang, dia (Prabowo, red) lebih memilih diam ketimbang melayani serangan, termasuk fitnah," imbuh Toto. "Dari sisi ini, saya melihat Prabowo itu sebenarnya sedang mengamalkan jurus komunikasi profetik.”

Akhir-akhir ini kata ‘gemoy’ seolah-olah sudah melekat dengan sosok Prabowo Subianto yang juga capres Pilpres 2024, bahkan sering menjadi trending di medsos.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News