Analisis Abu Tholut soal Taliban di Afghanistan dan Potensi Terorisme di Indonesia

Sementara itu, pengamat keamanan internasional Ali Abdullah Wibisono sependapat dengan Abu Tholut bahwa aksi terorisme biasanya dipicu oleh konflik.
"Aksi terorisme terjadi karena ada konflik dan perpecahan," kata pengajar di Departemen Hubungan Internasional FISIP Universitas Indonesia dan Kajian Terorisme SKSG UI itu.
Sebagai contoh, kata Ali, serangan teror bom yang terkait dengan Islam terjadi di Indonesia sekitar 2002, sedangkan kelompok Mujahidin saat itu menang melawan faksi komunisme di Afghanistan pada 1994.
"Artinya, ada rentang enam sampai tujuh tahun yang memisahkan dua peristiwa tersebut," ucapnya.
Ali juga menyebut banyak WNI eks petempur dì Afghanistan pada periode 1980-an sampai 1990-an yang kembali ke Indonesia, justru menghabiskan waktunya untuk berdakwah, membina organisasi, dan berbisnis. (antara/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Abu Tholut sampaikan analisisnya soal dampak kemenangan Taliban di Afghanistan terhadap potensi terorisme di Indonesia.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- BNPT Sebut FKPT Jadi Garda Depan Pencegahan Terorisme di Daerah
- Timnas U-17 Indonesia Tekuk Afghanistan, Nova Arianto Apresiasi Kerja Keras Pemain
- Tim Deradikalisasi BNPT Berkomitmen Layani Warga Binaan Terorisme Secara Humanis
- Ketua YLBH-KI Aceh Barat Kena Teror, Mobilnya Dibakar
- Polisi Dinilai Bisa Segera Ungkap Pelaku Teror Kepala Babi di Kantor Tempo, Masalahnya...
- Reza Indragiri: Sekiranya Kepala Babi Dikirim kepada Jokowi, Apakah Saran Hasan Nasbi Sama?