Analisis dan Saran Pengamat soal Pungli di Tanjung Priok
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menyatakan praktik pungli di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara sudah berlangsung lama.
Menurutnya, aksi premanisme itu juga terjadi di hampir semua pelabuhan, terutama yang aktivitasnya tinggi.
"Ini masalah sosial ekonomi. Jika lingkungan pelabuhan dipenuhi masyarakat yang tergolong miskin dan kumuh, dapat dipastikan hal itu terjadi, bahkan juga terjadi kongkalikong dengan oknum aparat," kata Djoko dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/6).
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) itu menilai praktik pungli tidak akan berlangsung lama bila dilakukan oleh beberapa individu saja. Sebaliknya, praktik itu berlangsung tahunan bila melibatkan aparat.
Djoko lantas memberi saran untuk mengakhiri praktik pungli di Tanjung Priok. Menurutnya, pengelola pelabuhan harus menyisihkan sebagian dana tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR untuk warga sekitar yang hidup di bawah garis kemiskinan.
"Operator pelabuhan dapat memberikan bantuan beasiswa kepada anak-anak di sekitar kawasan pelabuhan untuk melanjutkan sekolahnya," ujar Djoko.
Selain itu, Djoko juga meminta pengelola pelabuhan Tanjung Priok meniru cara PT KAI dalam memberantas pungli dan aksi premanisme di kawasan stasiun.
Menurut Djoko, KAI telah sukses membuat kawasan stasiun yang dahulu kumuh menjadi rapi dan menarik
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menyatakan praktik pungli di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara sudah berlangsung lama.
- KPK Tetapkan 15 Tersangka Kasus Pungli di Rutan, Ada Sandi Lurah hingga Rp6,3 M
- Info Terkini Kasus Pungli di Rutan KPK, Hengki Sudah Diperiksa
- 78 Pegawai KPK Pelaku Pungli di Rutan Cuma Minta Maaf, Reza Indragiri: Bobrok!
- KPK Geledah 3 Rutan terkait Pungli, Ini Temuannya
- Inilah 78 Pegawai KPK yang Dikenai Sanksi Berat terkait Pungli di Rutan
- Salah Satu Pihak yang Terlibat Pungli di Rutan KPK Kini Bertugas di DPRD DKI