Analisis Pengamat Tentang Dampak Isu Harga BBM Terhadap Pemerintahan Jokowi
Rabu, 13 Mei 2020 – 02:25 WIB
jpnn.com, JAKARTA - Kritikan terkait kebijakan pemerintah yang tidak menurunkan harga BBM di tengah menurunnya harga minyak mentah dunia, diprediksi tak akan mendegradasi popularitas pemerintah.
"Di tengah kelesuan perekonomian akibat covid-19, isu harga BBM saya kira tidak berdampak pada degradasi popularitas pemerintah," ujar Ari kepada jpnn.com, Selasa (12/5).
Pembimbing program doktoral di pasca sarjana Universitas Padjajaran ini meyakini kondisi akan berbeda, jika isu terkait harga BBM dimainkan pihak tertentu ketika kehidupan berjalan secara normal.
"Lain soal jika isu harga BBM 'dimainkan' di kondisi kehidupan normal, sensitivitas harga BBM sangat memengaruhi gonjang ganjing politik," ucapnya.
Pandangan berbeda dikemukakan pengamat politik Ujang Komarudin. Dosen di Universitas Al Azhar Indonesia ini meyakini kritikan terkait kebijakan pemerintah tak kunjung menurunkan harga BBM, masih ampuh.
Paling tidak untuk mendegradasi popularitas pemerintahan Joko Widodo saat ini. Meski demikian, Ujang menilai isu tersebut masih di bawah isu terkait penanganan pandemi Covid-19.
"Saya kira masih ampuh untuk mendegradasi dan mendelegitimasi pemerintah. Namun keampuhannya masih di bawah persoalan penanganan Corona," kata Ujang.
Kritikan terkait kebijakan pemerintah yang tidak menurunkan harga BBM di tengah menurunnya harga minyak mentah dunia, diprediksi tak akan mendegradasi popularitas pemerintah.
BERITA TERKAIT
- Komisi VI DPR Apresiasi Kesiapan Pertamina Menghadapi Lebaran 2024
- Persiapan Pertamina Menghadapi Lebaran 2024 Dinilai Lebih Baik
- Menteri PPPA Apresiasi Pertamina Bina Program Pemberdayaan Perempuan & Anak di Sulsel
- Libur Idulfitri, Pertamina Pastikan Seluruh Subholding & Anak Usaha Siap Layani Energi
- Program Konservasi Gajah PHR Sabet Penghargaan Green World Environment Awards 2024
- Pertamina dan Bakrie Group Sepakat Kembangkan Infrastruktur Riset Berkelanjutan di IKN