Anas dan Sahabatnya Memang Sontoloyo, Simak Pengakuannya, Singgung Pandemi

Anas dan Sahabatnya Memang Sontoloyo, Simak Pengakuannya, Singgung Pandemi
Dua pelaku pencurian helm bermerek sudah tertangkap. Foto: Dok. Polsek Gubeng untuk JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Komplotan pencuri helm yang beraksi di salah satu toko rokok elektrik kawasan Ngagel, Kecamatan Wonokromo, Surabaya, Jatim, awal Juni lalu akhirnya tertangkap.

Terungkap, pelaku pencurian itu ialah Agus Samsul (26) dan Anas Sholikin (45). 

Usai berhasil membawa helm curian, kedua tersangka menawarkan barang tersebut di grup jual beli di Facebook.

Namun, hal tersebut justru mengantarkan warga Gubeng Klingsingan dan Gubeng Kertajaya itu mendekam di tahanan. 

Helm bermerek KYT yang dicuri rupanya ditawar teman korban. Mereka kemudian sepakat untuk melakukan COD (cash on delivery) di Taman Flora (Kebun Bibit). 

Niat menikmati unag hasil penjualan helm hasil curian itu pun gagal.

Kedua pelaku dipukuli hingga akhirnya mengakui bahwa barang yang dijual adalah hasil curian. 

"Setelah insiden itu, kami mengamankan dua tersangka. Mereka diserahkan korban ke Mapolsek," kata Kapolsek Gubeng Kompol Akay Fahli, Minggu (6/6). 

Pengakuan pelaku saat diperiksa, ternyata sudah delapan kali melakukan pencurian helm.

Mereka menyasar lokasi dengan tempat parkir yang terbuka serta minim penjagaan. 

"Kami keliling cari parkiran yang paling dekat dengan jalan raya. Setelah itu, baru mencari helm yang diletakkan di spion atau di atas jok motor," ucap Agus. 

Pria yang sehari-hari bekerja membantu ayahnya di bengkel jok mobil itu mengaku helm yang dicuri yang bermerek dan memiliki nilai jual yang tinggi. 

"Ya, kan kelihatan barang (helm, red), yang mahal. Yang diambil kisaran harga diatas Rp400 ribu kalau baru. Nanti bisa dijual Rp150 ribu hingga Rp200 ribu," beber dia.

Dia mencuri helm dengan alasan uang hasil kerja di bengkel tak cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. "Enggak cukup, Pak, buat beli rokok," kata dia.

Sementara itu, Anas yang sehari-hari bekerja sebagai sopir ekspedisi rute Jakarta-Surabaya, mengatakan sejak pandemi COVID-19 menyerang, perusahaannya jarang memperkerjakannya dengan alasan tidak ada kiriman.

"Saya sopir, Pak, tetapi beberapa bulan terakhir jarang bekerja. Makanya saya bingung untuk beli makan dan rokok," aku Anas. (mcr12/jpnn) 

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

Agus dan Anas sudah beraksi 8 kali di wilayah Surabaya, terakhir mereka digebuki korban sebelum diserahkan kepada polisi.


Redaktur & Reporter : Arry Saputra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News