Andai Saya Jadi Presiden RI dan Harus Menghadapi Wabah COVID-19

Ketiga adalah memperkuat dan memprioritaskan layanan kesehatan. Menurut Dono, upaya untuk itu harus melibatkan semua potensi yang ada, termasuk pemda dan swasta.
“Jamin pasokan obat, alat medis, APD (alat pelindung diri, red). Tingkatkan kemampuan deteksi COVID, manajemen data, dan analisis epidemiologi,” sebutnya.
Keempat adalah realokasi anggaran dan semua kemampuan pemerintah. "Fokusnya untuk penanggulangan COVID dan antisipasi dampaknya," sambungnya.
Kelima, komunikasi publik harus dilakukan secara konsisten dan sederhana. Komunikasi pemerintah di segala tingkatan juga harus satu suara.
“Jika COVID-19 hanya ditangani setengah hati, masalahnya akan membesar dan panjang. Dampaknya tambah besar dan kompleks,” ulasnya.
Dono juga menyoroti data COVID-19 tingkat pusat dan daerah yang seing tak sinkron. Menurutnya, institusi-institusi yang ada justru terkesan takut mengeluarkan data.
“Dugaan saya memang manajemen datanya enggak benar. Ya sama dengan data BPJS Kesehatan,” tuturnya.(ara/jpnn)
Pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Derby di Inggris menilai cara Pemerintah Indonesia menangani wabah virus corona (COVID-19) masih amburadul.
Redaktur & Reporter : Antoni
- Soal Lagu Bayar Bayar Bayar, GPA Ungkit Peran Polisi Saat Banjir & Penanganan Covid-19
- Isu COVID & Lab Wuhan Mencuat Lagi, China Gercep Membela Diri
- Sidang Tuntutan Korupsi APD Covid-19 di Sumut Ditunda, Ini Masalahnya
- Trump Bikin Gebrakan Hari Pertama, Langsung Teken Keppres agar AS Keluar dari WHO
- Kasus Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Ada yang Anak-anak
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah