Andi Akmal: Food Estate Sebaiknya untuk Keperluan Dalam Negeri Dulu

Namun, dengan adanya food estate, dan dukungan Anggaran Biaya Tambahan (ABT) di Dirjen PKH sebesar 18 miliar, hingga saat ini impor daging sapi masih terus berlangsung. Saya sangat berharap, di tahun 2022, dengan pagu indikatif PKH sebesar sekitar 1,85 triliun rupiah dapat memberi dampak positif pengembangan peternakan sapi baik dari sisi jenis maupun dari sisi luasan wilayah,” ungkap Akmal.
Politikus PKS ini beranggapan selama masih ada kebutuhan dalam negeri yang kurang, ditambah ada niat dari para pengejar rente, importasi komoditas pangan ini akan tetap terus berlanjut.
Komitmen pemerintah dalam memenuhi janjinya untuk tidak impor pangan, sehebat apapun orangnya, selihai apapan ketrampilannya, kalau sudah dihadapkan dengan kebutuhan dan kekurangan, maka jaln impor pasti di tempuh. Ini sudah terjadi setiap periode kepemimpinan nasional sejak negara ini merdeka.
“Saya bukannya pesimistis dengan food estate ini tetapi alangkah bagusnya bila Food Estate memang memberikan hasil yang positif bagi masyarkat Indonesia yang dapat dirasakan secara langsung di lapangan maupun berdampak pada keuangan Negara,” ujar Akmal.
Menurut Akmal, di lapangan masyarakat merasakan komoditas dalam negeri yang berkualitas tapi terjangkau harganya, dari sisi negara, tidak banyak uang dari Indonesia ke luar negeri yang membuat Indonesia hanya sebagai obyek pasar semata,” ujar Andi Akmal Pasluddin.(fri/jpnn)
Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin meminta pemerintah agar menahan ide hasil food estate untuk ekspor.
Redaktur & Reporter : Friederich
- Pimpinan Komisi III Minta Polisi Tindak Perusuh Saat May Day di Semarang
- Minta Kepastian Hukum Bagi Buruh, Sahroni: Upah Dibayarkan, Jangan Ada Ijazah Ditahan
- Kunker ke Kepulauan Riau, BAM DPR Berjanji Serap Aspirasi Warga Rempang
- Ketua Komisi II DPR Sebut Kemandirian Fiskal Banten Tertinggi di Indonesia pada 2024
- Rempang Eco City Tak Masuk Daftar PSN Era Prabowo, Rieke Girang
- Momen KSAL Minta Tunggakan BBM TNI AL Rp 2,25 T ke Pertamina Diputihkan