Angga Titin

Oleh: Dahlan Iskan

Angga Titin
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Tinggal satu acara resmi lagi: sungkeman. Meja akad nikah dicopot. Orang tua duduk di kursi bus paling depan. Area meja tadi untuk pengantin berjongkok: sungkem.

Begitu sampai di Bawen semua acara sudah selesai. Bus keluar di pintu tol Bawen untuk masuk lagi ke pintu tol Bawen. Kembali ke arah Boyolali.

Dalam perjalanan pulang inilah acara hiburan diadakan: karaoke. Lagu-lagu Jawa dinyanyikan. Khususnya lagu-lagu Didi Kempot. Juga lagu Rhoma Irama.

Yang paling pinter menyanyi adalah ibunda pengantin wanita: guru madrasah. Dia menyanyikan lagu Pengantin Baru.

Ayah pengantin wanita seorang buruh. Ia menyanyi lagu Ani-nya Rhoma Irama.

Hanya ayah-ibu pengantin pria yang tidak mau menyanyi. "Tidak bisa menyanyi. Bisanya jualan sayur di pasar," ujar Angga.

Angga-Titin telah menjadikan hidupnya sebagai pertanda sejarah. Seratus tahun lagi, ketika mungkin ada pandemi yang lain lagi, ide Angga bisa dipakai lagi. (*)

Acara pertama di dalam bus: langsung akad nikah. Dengan mas kawin gelang dan kalung emas.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News