Anggap Cucu, Tiap Pekan Tetap Disambangi
’Bagaimanapun, dia seorang ibu. Pasti ada rasa tidak rela ketika anaknya akan dibawa pergi,’’ kenang Ilonka. Baru kali pertama itulah ibunda Pratama memegangnya, memandangi wajah tampan anaknya, sambil terus menangis.
’’Saya benar-benar tidak tega melihatnya dan saya putuskan untuk meninggalkan sejenak ibu dan anak itu,’’ ucap lulusan SMAN 2 Surabaya itu.
Pada akhirnya, ibunda Pratama tetap menyerahkan anak lelakinya itu ke PSAB dengan harapan mendapatkan kehidupan yang lebih layak.
Salah satu pernik-pernik tugasnya adalah ketika dia sulit mengambil bayi yang sudah dibuang. Terutama saat melibatkan kepolisian dan rumah sakit. ’’Belum semua rumah sakit paham terhadap prosedur pengambilan bayi yang kami lakukan,’’ ungkap kepala UPT PSAB itu.
Dia mengisahkan, akibat ketidaktahuan tersebut, beberapa kali dirinya hampir gagal menjemput bayi-bayi tersebut.
’’Umumnya, rumah sakit tidak tahu dan takut. Mereka berpikir ini adalah tindakan melanggar hukum,’’ lanjutnya. Namun, setelah dijelaskan secara detail, pada akhirnya dia berhasil melaksanakan tugasnya.
Beberapa hal menggelikan juga sering dialaminya. Misalnya, ketika membawa para bayi itu pulang ke PSAB. ’’Membawa bayi dalam perjalanan jauh memang tidak mudah, tapi saya sudah terbiasa,’’ katanya.
Justru yang tidak biasa adalah pandangan orang-orang yang melihatnya ketika menggendong bayi-bayi itu.
RUANGAN itu sangat bernuansa bayi. Aroma minyak telon dan bedak bayi cukup mendominasi. Sejumlah boks tempat tidur memenuhi ruangan di Unit Pelaksana
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor