Anggap Cucu, Tiap Pekan Tetap Disambangi

Anggap Cucu, Tiap Pekan Tetap Disambangi
PENUH KASIH: Dwi Antini (kiri) dan Ilonka Suksmawati bersama bayi-bayi PSAB Sidoarjo. Foto: Mukhammad Syaifulloh/Jawa Pos

jpnn.com - RUANGAN itu sangat bernuansa bayi. Aroma minyak telon dan bedak bayi cukup mendominasi. Sejumlah boks tempat tidur memenuhi ruangan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Sosial Asuhan Balita (PSAB) Sidoarjo, Jalan W. Monginsidi, tersebut.

Sosok-sosok bayi nan menggemaskan berada di dalam boks-boks tersebut. Ada yang tidur, ada yang menangis, ada pula yang langsung bangkit dan menjulurkan tangan minta digendong saat Ilonka Suksmawati dan Dwi Antini Sunarsih muncul.

’’Mereka memang begini, kurang kasih sayang,’’ kata Ilonka. Tidak mengherankan, sebagian bayi itu adalah ’’anak-anak tidak diinginkan’’. Banyak di antara mereka yang dibuang begitu saja oleh orang tuanya.

Siang itu Ilonka menengok boks di bagian kanan ruangan. Di situ ada bayi laki-laki. Wajahnya tampan, matanya lebar, dan hidungnya mancung. Kulitnya pun putih bersih. ’’Ini namanya Pratama,’’ ucapnya seraya menggendong bayi tersebut.

Sedikit mengenang beberapa bulan yang lalu, Ilonka menceritakan pengalamannya menjemput Pratama. ’’Pratama ini berasal dari Tuban,’’ katanya. Menurut penuturannya, Pratama merupakan seorang bayi yang tidak diharapkan.

Ketika ibunya hamil tua, dia menuju Dinas Sosial Tuban dan melahirkan di sana. Namun, sang ibu tidak pernah mengatakan identitas ayah dari anak yang dilahirkannya. ’’Setelah melahirkan, ibunya tetap tinggal di dinsos dan mengikuti pelatihan menjahit,’’ lanjutnya.

Namun, satu minggu pasca melahirkan, sang ibu sama sekali tidak mau menggendong, apalagi menyusui Pratama. Dinsos Tuban lantas menghubungi PSAB dan mengatakan persoalan yang sedang mereka hadapi.

Dengan sigap Ilonka langsung menuju ke Dinsos Tuban. ’’Kami selesaikan urusan administrasinya terlebih dahulu,’’ katanya. Setelah semuanya beres dan Ilonka siap membawa Pratama ke PSAB, hal yang tidak diduganya terjadi. Ibunda Pratama menghampirinya dan langsung menangis keras.

RUANGAN itu sangat bernuansa bayi. Aroma minyak telon dan bedak bayi cukup mendominasi. Sejumlah boks tempat tidur memenuhi ruangan di Unit Pelaksana

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News