Anggap Puisi Sukmawati Tanpa Etika dan Estetika Sastra

Anggap Puisi Sukmawati Tanpa Etika dan Estetika Sastra
Sukmawati Soekarnoputri. Foto: YouTube

jpnn.com, JAKARTA - Aktivis pemuda Haris Pertama menilai puisi Ibu Indonesia karya Sukmawati Soekarnoputri tidak bisa dibenarkan dalam konteks sastra maupun budaya. Menurut dia, sastra harus punya dimensi estetika dan etika. 

“Puisi Sukmawati jelas jauh dari estetika dan etika. Azan dan hijab niqab (cadar, red) adalah dimensi syariah, bagi kami sebagai muslim merupakan identitas simbolik yang tidak terpisah dan bagian dari ibadah," kata Haris, Rabu (4/4).

Calon ketua umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) itu menilai Sukmawati menunjukkan kegagalan berpikir sehingga menulis puisi Ibu Indonesia yang membenturkan cadar dengan konde, serta kidung dengan azan. Kegagalan berpikir itu terlihat dengan Sukma yang mengawali puisinya dengan pengakuan tentang ketidaktahuannya soal syariat.

Haris menambahkan, Sukmawati sebagai anak Proklamator RI Bung Karno semestinya ulus dalam diskursus kebangsaan dan keindonesiaan. "Apalagi beliau adalah anak Proklamator Bangsa Soekarno yang sangat mengagungkan Islam dan menjadikannya sebagai spirit perjuangan," katanya. 

Haris pun mengajak semua pihak menjaga etika dan estetika dalam berekspresi. “Rkspresi publik tanpa nalar justru akan merusak bangunan kebangsaan yang telah dijahit oleh Bung Karno," katanya.(boy/jpnn)


Puisi Ibu Indonesia karya Sukmawati Soekarnoputri yang membenturkan cadar dengan konde tidak bisa dibenarkan dalam konteks sastra maupun budaya.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News