Anggapan yang Salah soal Campak

Anggapan yang Salah soal Campak
Anggapan yang Salah soal Campak
CAMPAK atau morbili adalah penyakit yang umumnya menimpa balita dan anak-anak. Oleh karenanya, pemerintah memberikan imunisasi yang salah satunya untuk mencegah penyakit ini. Namun jika telanjur terkena campak, perlu penanganan yang tepat. Nah, selama ini berkembang anggapan-anggapan yang salah soal campak. Apa saja?

Dokter Boy Zaghlul Zaini mengatakan, penyebab penyakit campak adalah virus campak atau morbili. Pada awalnya, gejala campak agak sulit dideteksi. Namun secara garis besar, penyakit campak bisa dibagi menjadi tiga. Yaitu munculnya bintik-bintik merah, batuk (gejala flu), dan mata merah.

Yang patut diwaspadai, imbuh Boy, penularan penyakit campak berlangsung sangat cepat melalui perantara udara atau semburan ludah yang terisap lewat hidung atau mulut. "Penularan terjadi pada masa fase kedua hingga 1-2 hari setelah bercak merah timbul," ungkap ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bandarlampung ini.

Sayangnya, masih ada anggapan yang salah dalam masyarakat akan penyakit campak. Misalnya, bila satu anggota keluarga terkena campak, maka anggota keluarga lain sengaja ditulari agar sekalian repot. Alasannya, campak hanya terjadi sekali seumur hidup.

Jadi kalau waktu kecil sudah pernah campak, setelah itu aman selamanya. Ini jelas pendapat yang tidak benar, karena penyakit bukanlah untuk ditularkan. Apalagi dampak campak cukup berbahaya.

CAMPAK atau morbili adalah penyakit yang umumnya menimpa balita dan anak-anak. Oleh karenanya, pemerintah memberikan imunisasi yang salah satunya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News