Anggaran Cupet, Program Rehabilitasi PSK Macet

Anggaran Cupet, Program Rehabilitasi PSK Macet
Ilustrasi: Jawa Pos Radar Bali

Gunawan menambahkan, program rehabilitasi itu terakhir dilaksanakan pada tahun 2014 dengan menggunakan anggaran dari APBD sekitar Rp 60 juta.  “Karena anggaran terbatas jadi sudah dua tahun program ini tidak berjalan,” lanjutnya.

Meski demikian, dia mengaskan bahwa pada tahun depan program rehabilitasi PSK akan kembali digalakkan. “Tentu di tahun 2017 ini akan kembali kita usulkan sehingga harapan kami isa melakukan program rehabilitasi tersebut,” sambung Gunawan.

Pada 2016 ini ada 15 orang PSK yang terdata dan semestinya mengikuti program rehabilitasi. Namun, program itu tak berjalan karena ketiadaan anggaran.

Sementara terkait PSK yang selama ini identik dengan HIV/AIDS, Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan setiap bulannya rutin melakukan pengecekan termasuk terhadap para waitress di tempat hiburan malam. 

“Kalau di tempat hiburan malam kita cek waitress dan pekerja di tempat tersebut, lalu kita juga mengecek para PSK yang ada di lokasi-lokasi prostitusi sambil memberikan sosialisasi akan bahaya seks bebas dalam penularan HIV/AIDS,” ungkap Kabid P2PL Dinas Kesehatan Tabanan I Wayan Triana Surya Nata.(ras/mus/jpg/ara/jpnn)

 


TABANAN - Aktivitas prostitusi seakan tak pernah mati. Praktik ilegal itu terus  menggeliat meski pemerintah terus berupaya mengentaskan para


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News