Anggota Dewan Perokok Berat, Dukung Rp 50 Ribu per Bungkus

Meskipun begitu, ia tidak menampik kebijakan tersebut juga akan banyak mendatangkan masalah baru. Apabila rokok mahal maka permintaan produksi menjadi menurun, artinya perusahaan akan mengurangi jumlah produksi.
Hal ini dipastikan berdampak pula tenaga kerja di perusahaan rokok. "Kita akui akan banyak terjadi PHK, tapi kan ini juga demi kesehatan anak bangsa, demi kepentingan yang lebih besar," katanya.
Ia berharap pemerintah pusat memikirkan dampak atas sebuah kebijakan. Jangan sampai hanya mengeluarkan kebijakan tanpa ada solusi yang jelas. Jazuli tidak ingin terjadi lagi seperti nasib ribuan nelayan lobster yang kini menderita.
Di Provinsi NTB sendiri, banyak sekali yang menggantungkan hidupnya pada rokok. Semakin banyak perokok maka harga tembakau akan semakin tinggi. Sebaliknya, apabila produksi rokok berkurang maka dikhawatirkan petani akan kesulitan menjual tembakaunya
"Untuk petani ada dua kemungkinan, mereka akan senang karena harga tembakau akan tinggi, atau sebaliknya bisa saja petani kita akan kesulitan menjual tembakaunya karena permintaan berkurang," ujarnya. (cr/wan/zwr/sam/jpnn)
MATARAM – Petani tembakau di Lombok, NTB, menolak wacana menaikkan harga rokok hingga Rp 50 ribu per bungkus. Bila wacana ini diterapkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kakek Andi yang Telantar di Priok Dibantu Polisi Pulang ke Serang Seusai Habis Ongkos
- Polres Meranti Menggagalkan Penyelundupan 1.680 Ekor Burung Kacer dari Malaysia
- Seleksi PPPK Tahap 2 Kota Bengkulu Digelar 12 Mei, Peserta Harus Menaati Semua Ketentuan
- Perubahan Rute Pawai Persib Juara, Titik Akhir di Gedung Sate
- Manusia Silver Ini Mencuri Kabel Lampu di Flyover SKA, Hasilnya Untuk Beli Narkoba
- Pastikan Situasi Kondusif, Kapolda Sumsel Kunjungi Lapas Muara Beliti