Angka Stunting di Indonesia Masih Tinggi, Kaesang Bisa Apa?

Oleh: Sofyan Al-Bani, koordinator Lingkar Santri Pojok Cirendeu

Angka Stunting di Indonesia Masih Tinggi, Kaesang Bisa Apa?
Koordinator Lingkar Santri Pojok Cirendeu Sofyan Al-Bani. Foto: dok pribadi for JPNN

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2021, sekitar 27,7% anak di bawah usia lima tahun di Indonesia menderita stunting.

Ini berarti hampir satu dari tiga anak mengalami masalah gizi yang dapat berdampak pada kualitas hidup mereka di masa depan.

Stunting bukan hanya masalah kesehatan fisik, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang pada perkembangan kognitif dan kemampuan belajar anak-anak.

Ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk mencapai potensi penuh mereka dan berkontribusi pada pembangunan negara. Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi stunting adalah investasi dalam masa depan Indonesia.

Partai politik memiliki potensi untuk memainkan peran penting dalam mengatasi masalah stunting. Mereka adalah pemegang kekuasaan politik yang dapat memengaruhi pembuatan kebijakan dan alokasi anggaran untuk program-program yang berhubungan dengan gizi anak-anak.

Dalam hal ini, partai politik seperti PSI dapat membantu menggerakkan inisiatif dan reformasi yang diperlukan untuk mengatasi stunting.

Partai politik dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran publik tentang masalah stunting.

Mereka dapat menggunakan platform politik mereka untuk mengedukasi masyarakat tentang dampak buruk stunting dan mengapa ini menjadi isu penting. Dengan meningkatkan kesadaran publik, partai politik dapat memobilisasi dukungan untuk upaya penanggulangan stunting.

Ketua Umum DPP PSI Kaesang Pangarep menyambangi beberapa anak-anak di lokasi setempat untuk melakukan kunjungan Peduli Stunting Kampung Alor

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News