Angkat Kuliner Nusantara Lewat Co-Brandung Dapur Solo dan Wonderful Indonesia

Angkat Kuliner Nusantara Lewat Co-Brandung Dapur Solo dan Wonderful Indonesia
Wonderful Indonesia. Foto: Kemenpar

“Berkat saran suami untuk usaha di rumah akhirnya saya kemudian berjualan jus dan rujak, salah satu makanan kesukaan saya waktu itu,” tuturnya.

Dengan bermodalkan sebuah brosur sederhana hasil tulisan tangan dan sebuah sepeda ontel, Swang menyebarkan selebaran ke rumah-rumah tetangga. Dia memulai usahanya di garasi rumahnya pada 1988.

“Pendapatan dari Rp. 3.000 per hari kian hari kian bertambah. Karena kecintaan saya akan kuliner Jawa terutama Solo asal kota kelahiran saya, saya kemudian menambahkan menu masakan rumah khas Solo,” katanya.
?Kini, lanjut Swan, tanpa terasa setelah 25 tahun berlalu proses panjang yang tidak mudah telah dia lewati. Berkat dukungan suami, usaha kuliner Swan berkembang pesat hingga pada tahun 2006 usaha rumahan itu menjadi sebuah restoran terkenal dengan merek terdaftar Dapur Solo.
 
“Dengan visi melestarikan budaya Indonesia terutama makanan tradisional Jawa khas Solo, kami berkomitmen akan terus mengembangkan kualitas produk kami melalui pelayanan yang prima oleh segenap sumber daya manusia kami yang berkarakter bangsa Indonesia,” ujarnya.
 
Beragam hidangan andalan Dapur Solo siap disajikan dan menjadi andalan kuliner otentik Indonesia. Terdapat juga beberapa hidangan khas yang didatangkan langsung dari Solo.

Hidangan yang ditawarkan seperti sosis solo, cabuk rambak, nasi liwet, tumpang lethok, brambang asem, selat solo, asem-asem iga, lontong solo, bubur lemu dan pecel ndeso wijen hitam. Selain camilan dan hidangan utama, tersaji juga hidangan penutup yang manis dan legit.

“Seperti ketan bubuk juruh, meniran, gethuk, dan wedut. Tidak ketinggalan sajian hangat seperti wedang ronde, kacang tanah, dan wedang jahe gepuk khas angkringan Solo,” ujarnya. 

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun mengapresiasi kolaborasi antara Wonderful Indonesia dan Dapur Solo untuk co-branding. Arief memang terus mendorong kuliner nusantara untuk tampil di pentas dunia. Sebab, Thailand, Vietnam dan Malaysia sudah lebih dahulu menggunakan teste makanan sebagai alat promosi dan diplomasi pariwisata. 

"Potensi kita tidak kalah. Jenis makanan kita juga seabrek jumlahnya. Tinggal mengemas menjadi kekuatan yang memiliki commercial value, bukan hanya cultural value," tutur Arief Yahya.(adv/jpnn)


Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyebut Generasi Pesona Indonesia (GenPI) dan Generasi Wonderful Indonesia (GenWI) bakal menjadi andalan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News