Anies 4 President

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Anies 4 President
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menjadi penceramah salat tarawih di Masjid UGM Yogyakarta, Kamis (7/4) malam. Foto: tangkapan layar akun instagram @masjidkampusUGM

SBY adalah fenomena. Penampilannya sangat presidential ‘’mresideni’’. Dia menjadi idola ibu-ibu yang terpesona oleh tampilan fisiknya yang gagah. 

Dia menghipnotis publik dengan karisma dan wibawanya. Dia menata citranya dengan teliti dalam setiap penampilan. SBY adalah sosok satria piningit yang paripurna.

Siklus 10 tahunan SBY berakhir. Publik yang sudah bosan dengan penampilan yang serbaformal, menginginkan pemimpin baru yang bisa menjadi alternatif. 

Enter Jokowi. Masuklah Jokowi. Dalam kondisi vakum itu muncullah Joko Widodo sebagai alternatif yang benar-benar berbeda dari produk sebelumnya. Jokowi adalah antitesis SBY yang mampu merebut perhatian publik karena tampilannya yang benar-benar beda.

SBY dengan segala atribut yang rumit adalah sebuah fenomena yang orisinal pada masanya. Tidak akan ada orang yang bisa mengemulasi gaya politik SBY. Dia produk zamannya, dan akan dikenang sebagai bagian dari sejarah panjang Indonesia.

Jokowi menjadi bagian dari episode baru Indonesia. Latar belakangnya sebagai ‘’lay-people’’ orang awam, menjadi magnet yang mampu menyedot perhatian publik. 

Jokowi menumbuhkan histeris di mana-mana. Setiap kali muncul, orang-orang akan histeris terhipnotis oleh kesederhanaannya.

Jokowi mewakili genre baru politikus Indonesia yang bersih dari pengaruh Orde Baru. 

Anies Baswedan adalah genre baru politikus Indonesia. Bisa jadi siklus 10 tahunan pemimpin Indonesia akan berulang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News