Anies Baswedan Benar-Benar Khawatir, Tetapi Itu Tak Diungkap ke Publik

Anies Baswedan Benar-Benar Khawatir, Tetapi Itu Tak Diungkap ke Publik
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Saat itu pula, Pemprov DKI Jakarta mulai bekerja melakukan pengamanan stok alat kesehatan dan makanan.

“Tanggal 2 Maret itulah kasus pertama COVID-19 diumumkan Bapak Presiden,” tegas Anies.

Ia menambahkan bahwa sepanjang Januari dan Februari, pihaknya sudah melihat ada pertumbuhan yang mengkhawatirkan. “Itulah sebabnya mengapa kami memulai lebih awal,” kata Anies.

Menurut Anies, pihaknya menyadari bahwa Jakarta merupakan pintu gerbang dunia, keluar masuknya masyarakat internasional sehingga potensi terjadi penularan tinggi.

“Kami betul-betul khawatir, dan kekhawatiran itu tidak diungkap ke publik tetapi diwujudkan dalam bentuk langkah-langkah antisipasi,” ujarnya.

Anies menambahkan pada 4 Maret, Pemprov DKI Jakarta langsung menetapkan dua rumah sakit di ibu kota menjadi RS rujukan. Ini merupakan RSUD yang diluar RS rujukan nasional. 

Pada 6 Maret, pihaknya meluncurkan website corona.jakarta.go.id. Website itu untuk data pemantauan Covid-19, yang di-update tiap hari.

Sampai saat ini corona.jakarta.go.id merupakan salah satu situs yang sangat banyak dikunjungi. “Pengunjungnya sudah 17 juta. Ini adalah mereka yang membutuhkan informasi bisa dengan leluasa datang di sini,” katanya.

Sesungguhnya Anies Baswedan sudah menyiapkan DKI Jakarta menghadapi COVID-19 sejak Januari.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News