Anies Ingin Aplikasi Pemerintah Terintegrasi, tetapi Bukan Sentralisasi

Anies Ingin Aplikasi Pemerintah Terintegrasi, tetapi Bukan Sentralisasi
Capres RI Anies Baswedan saat kampanye di Mataram, NTB pada Selasa (19/12/2023). Foto: Timnas AMIN

jpnn.com, MATARAM - Capres RI nomor urut 1 Anies Baswedan bicara soal banyaknya perangkat lunak atau software aplikasi milik pemerintah yang dibuat dengan anggaran besar.

Hal itu disampaikan Anies menjawab sejumlah pertanyaan dari kaum muda dalam acara Desak Anies di Kota Mataram, NTB, Selasa (19/12).

“Di Jakarta ada aplikasi Jaki yang sangat bermanfaat. Cuma kemarin pas debat (calon presiden di KPU, red), saya sebut Jaki, dalam hitungan tak sampai satu jam, di-hack," ucap Anies.

Eks gubernur DKI Jakarta itu pun mengatakan bila ada aplikasi pemerintah yang kena hack, berarti aplikasinya bagus.

"Kalau enggak bagus didiamkan saja. Toh, semua orang bisa lihat,” lanjut Capres RI yang diusung Koalisi Perubahan itu.

Dia pun ingin ada suatu sistem informasi berbasis perangkat lunak aplikasi yang terintegrasi, sehingga orang tidak perlu membuka terlalu banyak aplikasi.

“Tetapi bukan sentralisasi, karena ada banyak urusan yang dikerjakan di pemerintah daerah," kata mantan Mendikbud RI itu.

Menurut Anies, banyak kewenangan yang sesungguhnya ada di pemerintah daerah, sehingga kalau disiapkan sebuah superapps, itu bukan berarti sentralisasi.

Capres RI Anies Baswedan menginginkan aplikasi pemerintah terintegrasi, tetapi bukan sentralisasi. Sebab, daerah juga punya kewenangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News