Anies Ultimatum Pedagang Pasar DKI: Ini Soal Keselamatan, Pilihannya Hanya Satu

Anies Ultimatum Pedagang Pasar DKI: Ini Soal Keselamatan, Pilihannya Hanya Satu
Poster protokol ganjil genap toko di Pasar Tanah Abang, Senin (15/6). Foto: ANTARA/Livia Kristianti

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan pilihan pada para pedagang pasar tradisional di Ibu Kota dalam menghadapi pandemi COVID-19 untuk mengikuti kebijakan ganjil-genap buka kios atau pasar tidak buka sama sekali.

"Saya sampaikan pada pedagang, pilihannya sederhana, ganjil-genap sekarang atau tidak buka sama sekali. Kalau mau ikut ganjil-genap, kita buka sekarang. Kalau tidak, tidak buka," kata Anies di Jakarta, Rabu (17/6).

Menurut Anies, kebijakan ganjil genap tersebut harus dilakukan karena saat ini dengan adanya pandemi virus berbahaya, kapasitasnya baik pedagang dan pembeli hanya boleh 50 persen dulu demi keselamatan pedagang dan pembeli itu sendiri.

"Jadi ini bukan semata-mata soal ganjil dan genap. Ini adalah soal keselamatan pedagang dan keselamatan pembeli," kata Anies.

Sistem ganjil genap ini sendiri diterapkan untuk mengurangi kepadatan di dalam pasar tradisional karena berada di kerumunan bisa meningkatkan risiko penularan COVID-19.

Terlebih, kata Anies, saat ini sudah ada puluhan pedagang pasar tradisional yang terkonfirmasi positif penyakit yang disebabkan oleh virus corona (SARS-CoV-2) ini.

Sementara itu, Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi) menolak pemberlakuan sistem ganjil-genap dalam operasional pasar tradisional. Alasannya, aturan tersebut dinilai sangat merugikan pedagang hingga dianggap tak efektif mencegah penularan virus corona.

Ketua Umum Ikapi Abdullah Mansuri mengatakan aturan ganjil-genap dapat dilakukan sebagai opsi terakhir jika protokol kesehatan lain terbukti tidak efektif diterapkan di pasar tradisional.

Gubernur Anies Baswedan memberikan pilihan pada para pedagang pasar tradisional dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News