Anjing Gila Pun Tak Tahan Jadi Anak Buah Trump

"Ini sangat menakutkan. Bagi kami, Mattis adalah tumpuan harapan di tengah pemerintahan Trump yang kacau," ujar Wakil Ketua Komite Intelijen Senat Mark Warner kepada Associated Press.
Menanggapi pengunduran diri Mattis, senator Lindsey Graham geram. Kali ini politikus senior Partai Republik itu tidak membela Trump. Dia menganggap mundurnya Mattis sebagai sinyal kuat bahwa penarikan pasukan dari Syria adalah keputusan terburuk.
"Saya tidak bisa menalar keputusan ini. Yang saya lihat hanyalah seorang presiden yang sedang frustrasi," ungkap Graham.
Namun, Trump belum berhenti memantik kontroversi. Selain menarik pasukan dari Syria, dia berencana mengurangi kekuatan militer AS di Afghanistan.
Kini Pentagon sedang bersiap memulangkan sekitar 7 ribu tentara dari negara yang dipimpin Presiden Ashraf Ghani tersebut. AS memiliki 14 ribu personel militer di Afghanistan (bil/c10/hep)
James Mattis alias Mad Dog tidak mampu lagi bertahan dalam kabinet Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Redaktur & Reporter : Adil
- Yakinlah, Ada Peluang untuk Indonesia di Balik Kebijakan Tarif Donald Trump
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM
- 'Indonesia First’ demi RI yang Berdikari di Tengah Gejolak Dunia
- Gubernur Lemhannas Sebut Kebijakan Tarif Resiprokal Trump Momentum Perkuat Ketahanan Ekonomi
- Pemerintah Klaim Utamakan Kepentingan Nasional dalam Negosiasi Dagang dengan AS