Antara Mou dan Wenger, Saat English Gentleman Mulai Luntur
Jumat, 07 Agustus 2015 – 12:29 WIB
Bukan Manajer Chelsea Jose Mourinho namanya kalau tidak bertingkah nyeleneh. Setelah Chelsea kalah oleh Arsenal di Community Shield, Mourinho ketahuan enggan menjabat tangan Manajer Arsenal Arsene Wenger yang memang rival beratnya. Padahal, sebelumnya dia menyalami semua pemain Arsenal. Namun, begitu melihat Wenger, dia mengalihkan pandangan.
Aksi tidak sportif di antara keduanya itu ternyata tak dipermasalahkan FA. ''Hal yang lebih buruk justru jabatan tangan yang tidak bermakna. Kebenaran jauh lebih penting. Jika ada perseteruan di antara mereka, itu terserah individu yang bersangkutan, bukan saya,'' ucap Presiden Eksekutif FA Richard Scudamore sebagaimana dilansir The Guardian. ''Ini rivalitas, ini persaingan, dan orang-orang memahami ini,'' tambahnya.
Menurut pandangan dia, rivalitas Mourinho dengan Wenger tidak akan memengaruhi citra positif yang kini diidentikan dengan Premier League. Meski tidak ada aturan tertulis, lewat wasit di lapangan FA biasanya meminta para manajer untuk saling bersalaman setiap selesai pertandingan sebagai tanda respect.
Nilai-nilai English gentleman yang mulai meredup membuat FA menyosialisasikan aturan-aturan baru. Aksi dorong Wenger dan Mou musim lalu memaksa FA mengatur manajer dan staf teknis agar tidak bersikap provokatif kepada lawan ataupun wasit.
INGGRIS dikenal negara yang menjunjung tinggi budaya dan peradaban. Saking terkenalnya kesopanan orang Inggris, muncul istilah English gentleman.
BERITA TERKAIT
- Timnas U-23 Indonesia vs Guinea; Garuda Muda Kalah, Shin Tae Yong Kartu Merah
- Marco Bezzecchi Mengaku Selalu Kuat di Sirkuit Le Mans, Kita Tunggu Pembuktiannya
- Kemenpora Dukung Sumedang Open 2024 untuk Pengembangan Bakat Atlet Bulu Tangkis Junior
- Timnas U-23 Indonesia vs Guinea: Shin Tae Yong Bicara Soal Strategi, Menyerang?
- Fabio Quartararo Tak Sabar Melakoni MotoGP Prancis
- Gelar Uji Coba di Jerez, Quartararo Siap Bersinar di Rumah Sendiri