Antisipasi Kenaikan Harga Beras Jelang Natal dan Tahun Baru

Antisipasi Kenaikan Harga Beras Jelang Natal dan Tahun Baru
Beras. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

Harus ada pembicaraan jika harga beras yang dijual sudah di atas HET. Konsumsi beras sampai akhir tahun menurutnya tidak terlalu banyak peningkatannya. Stok beras di bawah 2 juta ton cukup aman. “Supplynya mulai turun,” paparnya.

Sementara untuk meningkatkan produktivitas, bisa dilakukan dengan tekhnologi. Mulai dari perbaikan kesuburan tanah, pembangunan pengairan, pengendalian hama dan lainnya. Lalu pembukaan lahan di luar pulau Jawa. “Sawah di Jawa jangan dikonversi, dan produksi ditingkatkan,” jelasnya seperti diberitakan Jawa Pos.

Pengamat Pertanian Khudori mengatakan kenaikan harga di akhir tahun merupakan siklus tahunan. Terkait irama panen yang ajek, periode Oktober – Januari masuk musim paceklik. Hal ini karena supply lebih kecil dari permintaan, sehingga harga tinggi.

Stok beras pemerintah menurutnya masih cukup hingga Februari 2019. Jika masih kurang, sisa izin impor dari total 2 juta ton yang belum direalisasikan bisa diperpanjang izinnya. Operasi pasar menjadi salah satu jalan keluar. “Namun dari target 15 ribu per hari, baru terealisasi 1 – 3 ribu ton per hari,” jelasnya.

Stok Bulog awal tahun bergerak antara 1,5 juta – 2 juta ton, terbilang aman. Bantuan pangan non tunai jangan sampai terlambat, karena jika masyarakat berburu di pasar potensial menggerakkan harga lebih tinggi. “Jika itu terjadi, inflasi naik, daya beli terganggu dan kemiskknan akan melonjak,” tegasnya. (nis)

 


Pemerintah perlu melakukan atisipasi kenaikan harga beras jelang Natal dan Tahun Baru.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News