Antisipasi Puncak Kemarau di September, Mentan SYL Minta Petani Cirebon Menjaga Lahannya

Antisipasi Puncak Kemarau di September, Mentan SYL Minta Petani Cirebon Menjaga Lahannya
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau sebuah sawah. Foto: dok Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) mengimbau petani di Cirebon, Jawa Barat untuk segera melindungi lahan pertanian dengan asuransi.

Imbauan merespons peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati yang memprediksi akan terjadi puncak kemarau di Wilayah III Cirebon pada September ini.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan prediksi BMKG harus disikapi serius oleh petani. Sebab, kondisi tersebut bisa menyebabkan petani gagal panen hingga mengalami kerugian.

“Prediksi yang dikeluarkan BMKG membuat petani harus segera bersikap,"  Mentan SYL, Senin (7/9).

Mentan SYL menyebutkan masih ada waktu bagi petani sebelum puncak kemarau terjadi. Dia juga tidak menginginkan apa yang sudah dikerjakan para petani menjadi sia-sia karena tidak diantisipasi.

"Jangan sampai petani merugi akibat kekeringan yang tidak diantisipasi sejak awal. Karena kita tidak mau pertanian dan pangan terganggu dalam kondisi apa pun,” ujar Menteri SYL.

Imbauan serupa disampaikan Dirjen PSP Kementan Sarwo Edhy. menurutnya, lahan pertanian tidak boleh terganggu karena hal itu akan berdampak terhadap produktivitas produksi.

"Oleh karena itu, kami meminta petani memberikan perhatian serius terhadap ancaman ini. Misalnya dengan mengikuti asuransi. Sebab, cara ini efektif untuk melindungi lahan pertanian,” ujar Edhy.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengingatkan petani di Cirebon, Jawa Barat mengantisipasi puncak kemarau pada bulan ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News