Anton Doni Nilai Pendidikan Kewarganegaraan Tampak Berserakan

Delapan Strategi Pendidikan Kewarganegaraan untuk Menjawab Tantangan Kebangsaan Mutakhir

Anton Doni Nilai Pendidikan Kewarganegaraan Tampak Berserakan
Mantan Ketua Presidium PP PMKRI Anton Doni saat diskusi bertajuk “Pendidikan Kewarganegaraan dalam Ruang Tantangan Kebangsaan Mutakhir” di Jakarta, Rabu (12/6). Friederich Batari/JPNN.com

Ketiga, gerakan yang kontekstual dan dialogis. Keempat, gerakan yang menunjukkan positioning sangat jelas terhadap berbagai isu.

Kelima, gerakan yang jujur dan adil. Menurut Anton, ketegasan perlu diimbangi juga dengan aspek kejujuran dan keadilan. “Kita harus tegas dalam menindak sikap dan praktik intoleransi dan radikalisme,” katanya.

Keenam, Gerakan yang merayakan takdir keberagaman. Anton mengungkapkan keberagaman merupakan sesuatu yang sulit. Oleh karena itu, berbagai perayaan di sekolah maupun perayaan hari-hari besar keagamaan dan kenagaraan, perlu diberikan bobot sebagai perayaan keberagaman.

Ketujuh, gerakan menyukuri sejarah yang mempersatukan. Menurut Anton, basis kesatuan kita adalah pada persamaan nasib dan semangat antipenjajanan. Oleh karena itu, cerita heroik sejarah di berbagai daerah perlu dikonstruksikan dengan lebih baik.

Terakhir, gerakan pendidikan yang terorganisir denagn kerangka yang lebih baik. Menurutnya, kurikulum pendidikan kewarganegaraan memerlukan pembenahan agar berlangsung dengan kerangka orientasi yang lebih baik dengan kemampuan menjawab kebutuhan-kebutuhan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan,” katanya.(fri/jpnn)


Mantan Ketua Presidium PP PMKRI Anton Doni menyampaikan delapan strategi pendidikan kewarganegaraan untuk menjawab tantangan kebangsaan mutakhir.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News