Apa Neno Warisman Merasa cuma Kelompoknya yang Beribadah?

Apa Neno Warisman Merasa cuma Kelompoknya yang Beribadah?
Ahmad Dhani dan Neno Warisman saat mengadu ke DPR, Selasa (28/8). Foto: M Fathra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua TKN Jokowi - Ma’ruf, Abdul Kadir Karding menyindir puisi berbentuk doa karya Wakil Ketua Badan Pemenangan (BPN) Prabowo - Sandiaga, Neno Warisman yang disampaikan saat acara Malam Munajat 212 di Silang Monas, Jakarta Pusat, Kamis (21/2) malam.

"Bagi saya apa yang diucapkan Neno Warisman dalam acara Munajat 212 di Monas pada Kamis malam, tidak pantas disebut sebagai doa. Melainkan cuma orasi politik yang bersifat pragmatis berkedok agama," sindir Karding dalam keterangan persnya, Sabtu (23/2/2019).

Politisi PKB ini menuturkan, Neno memilih diksi untuk menggiring opini publik. Seolah-olah, kata dia, hanya kelompok Neno yang menyembah Allah. Sedangkan, kelompok lain yang berseberangan bukan penyembah Allah.

BACA JUGA: Guru Besar UI Nilai Puisi Neno Warisman Bisa Bikin Umat Islam Tersinggung

"Pertanyaan saya dari mana Neno bisa mengambil kesimpulan itu? Apa ukurannya sampai ia bisa mengatakan jika pihaknya kalah maka tak akan ada lagi yang menyembah Allah?" ungkap dia.

Karding mengatakan, Neno ialah contoh paling gamblang ketika agama dijadikan kedok untuk tujuan politik. Eks penyanyi era 1980 itu menafikan kenyataan bahwa Jokowi - Maruf didukung oleh begitu banyak kiai, santri pondok pesantren, umat Islam yang juga menjalankan shalat, zakat, haji, dan berbagai kelompok lintas agama.

"Apa Neno merasa cuma dia dan kelompoknya yang menjalankan ibadah?" ungkap dia.

Puisi kontroversial diungkapkan Neno ketika menghadiri acara Malam Munajat 212 di Silang Monas. Ibu tiga anak itu khawatir, masyarakat tak menyembah Tuhan jika capres yang diusungnya tak menangi kontestasi politik.

Puisi Neno Warisman yang disampaikan saat Malam Munajat 212 pada Kamis malam menuai kontroversi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News