Apakah Pendekatan Australia terhadap Negara Asia Tenggara Selama Ini Keliru?

Apakah Pendekatan Australia terhadap Negara Asia Tenggara Selama Ini Keliru?
Pakar mengatakan Australia tidak serius menggarap potensi dan kerja sama dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. (Reuters: Kham)

Harus bekerja keras

Menurut Professor Tony Milner, hubungan Australia dengan Asia Tenggara bukan hanya terletak pada masalah perdagangan dan kebijakan luar negeri.

"Aduh, [untuk memperbaiki itu] kita di Australia ini harus bekerja keras ," katanya.

Salah satu kerja keras yang harus dilakukan adalah terkait semakin menurunnya murid sekolah di Australia yang mengambil mata pelajaran bahasa Indonesia di tingkat sekolah maupun di tingkat universitas.

Menurut Asia Education Foundation, murid sekolah yang mengambil pelajaran bahasa Indonesia di kelas 12 (kelas terakhir sebelum tamat SMA), turun 50 persen dalam kurun waktu satu generasi.

Studi yang dilakukan tahun 2020 mencatat bahwa mereka yang belajar bahasa Indonesia di tingkat universitas turun sebanyak 63 persen di tahun 2019 dari tahun 1992.

Dan universitas harus menutup program studi Asia dan mengurangi staf, hal yang menyebabkan timbulnya protes dari banyak pengamat Asia Tenggara.

"Kita saat ini tidak memiliki sejarawan Asia Tenggara di ANU [Australian National University].  Hal yang luar biasa menyedihkan karena sebelumnya ANU pernah jadi pusat studi Asia terbaik di dunia." kata Milner.

Menutup pendapatnya, Professor Milner mengatakan bahwa Australia harus kembali memperhatikan Asia Tenggara dengan lebih serius meneruskan berbagai hal positif yang sudah dilakukan di masa lalu.

Kawasan yang dengan penduduk 600 juta orang, membentang mencakup 11 negara, blok negara-negara Asia Tenggara merupakan salah satu blok perekonomian terbesar di dunia.

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News