Apakah Robin Siahaan Itu Robin Hood?

Apakah Robin Siahaan Itu Robin Hood?
Komjen (Purn) Togar M Sianipar. Foto: Kapanlagi

jpnn.com - PERISTIWA perlawanan warga terhadap aparat Reskrim Polsek Medan Labuhan saat berupaya menyergap buronan kasus perampokan, Robin Siahaan, di Komplek Gabion Lingkungan 9 Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan, Kamis (18/11) dinihari, sungguh mengagetkan.

Saat itu, warga dengan membawa cairan bensin nyaris membakar aparat kepolisian, termasuk Kanit Reskrim Polsek Medan Labuhan, Iptu Musa Alexandershah yang ngumpet di rumah seorang warga.

Bisa dibilang ini kasus baru, unik. Yang pernah terjadi beberapa kali, warga di kawasan peredaran narkoba yang melawan saat hendak digerebek polisi. Sementara yang di Sei Mati ini kasus perampokan. Robin Siahaan pun lolos.

Komjen (Purn) Togar M. Sianipar menganalisis peristiwa ini dari dua sisi; masyarakat dan kepolisian.

Berikut wawancara wartawan JPNN Soetomo Samsu dengan tokoh kepolisian asal Siantar yang pernah menduduki jabatan sebagai Kepala Dinas Penerangan Polri, Kapolda Bali, Kaltim, dan Sumsel itu, kemarin (20/11).

Bagaimana Bapak menilai peristiwa di Sei Mati itu?

Sebuah ungkapan dari pakar sejarah kepolisian Charles Reith, yang mengatakan, the police are the public and the public are the police. Polisi adalah masyarakat dan masyarakat adalah polisi. Maksudnya, keberhasilan tugas polisi sangat ditentukan sejauh mana polisi berhasil menggerakkan potensi-potensi yang ada di masyarakat untuk menciptakan keamanan,  ketertiban, dan ketentraman di lingkungannya. Kalau sampai polisi bertugas mendapat perlawanan dari warga, berarti ungkapan itu tidak ada di situ.

Apa yang memicu masyarakat bersikap seperti itu?

PERISTIWA perlawanan warga terhadap aparat Reskrim Polsek Medan Labuhan saat berupaya menyergap buronan kasus perampokan, Robin Siahaan, di Komplek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News