APEC Contek G-20, AS Jadi Sasaran Kecaman

APEC Contek G-20, AS Jadi Sasaran Kecaman
Presiden SBY disambut Presiden Peru Alan Garcia pada pertemuan APEC di Lima.
LIMA - Para pemimpin Asia dan Amerika, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang tergabung dalam Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) sepakat mendorong langkah-langkah luar biasa menjaga dunia agar tidak jatuh dalam resesi lebih dalam. Langkah itu dilakukan dengan mengurangi rintangan perdagangan dan mereformasi lembaga keuangan global.

Kesepakatan 21 negara yang berkontribusi atas separo pertumbuhan ekonomi dunia itu dicapai pertemuan APEC Economic Leader’s Meeting  (AELM) di ruang Bolognesi, Gedung Menteri Pertahanan, Lima, Peru, Minggu (23/11). Hasil dari bahasan pada AELM itu dimasukkan sebuah kesepakatan yang disebut Deklarasi Lima.

Seperti mencontek hasil KTT G-20 di Washington DC seminggu sebelumnya, tidak ada proposal solusi mengatasi krisis global secara konkret. Semua delegasi seperti punya kesepakatan tertulis untuk menahan diri karena seorang tokoh penting absen dari pertemuan, yakni presiden terpilih AS Barack Hussein Obama. Kehadiran Presiden AS George W. Bush yang melepas jabatan pada 20 Januari 2009 dianggap tidak mewakili kebijakan AS pada masa mendatang. Kehadiran Bush ke Lima, Peru, seperti bebek lumpuh yang tidak punya lagi kewenangan.

Beberapa delegasi mengakui sulit berharap ada inisiatif tanpa ada dukungan dari pihak Obama. Apalagi, presiden kulit hitam pertama AS itu tidak mengutus perwakilan ke Lima. Beberapa kesepakatan penting, seperti perjanjian perdagangan bebas dan solusi krisis nuklir Korea Utara, juga harus menunggu hingga Obama mendapatkan mandat penuh.

Selain posisi AS yang nanggung, negara yang sedang di bibir kehancurannya itu menjadi sasaran kecaman pidato beberapa kepala negara. Perdana Menteri (PM) Kanada Stephen Harper dan Presiden Meksiko Felipe Calderon, dua pemimpin negara yang berbatasan langsung, mencela AS yang menimbulkan krisis dan meminta ada peraturan bersama yang lebih ketat terhadap AS. ’’Tetangga paling dekat kami dan partner terbesar kami adalah pusat gempa keuangan dan kemunduran global,’’ kata Harper.

Sedangkan Calderon terang-terangan menuding biang krisis ini adalah situasi perekonomian di AS. ’’Ini bukan disebabkan negara-negara berkembang,’’ kata dia. Calderon mengingatkan agar Obama mengubah programnya yang akan meninjau ulang North American Free Trade Agreement (NAFTA). Saat kampanye, Obama mengatakan bahwa perjanjian dagang yang terbuka hanya akan mendorong pekerja imigran ke AS. ’’Pada hari AS memutus akses ke Meksiko, para pendatang akan menyeberang sungai dan melompati tembok untuk sampai ke AS,’’ ancamnya.

     

Deklarasi Lima

LIMA - Para pemimpin Asia dan Amerika, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang tergabung dalam Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News