Apel Amerika Berbakteri Banjiri Pasar Nunukan

Apel Amerika Berbakteri Banjiri Pasar Nunukan
Apel Amerika Berbakteri Banjiri Pasar Nunukan. Foto: Ilustrasi

“Kami juga di sini tidak tahu, tapi kami akan pastikan di tempat saya selalu mengambil buah di Tawau. Apakah jenis buah apel yang saya jual ini mengandung bakteri,” kata Norma, pedagang buah Apel asal Tawau di Sei Nyamuk, Rabu (28/1).

Wanita yang setiap harinya memperdagangkan barang dari Tawau ini mengakui, apel asal Amerika memang sudah jarang diperjualbelikan, apalagi yang jenis kulitnya berwarna merah cerah dan hijau mudah.

“Buah dari Amerika jarang ada, tapi kebanyakannya dari Australia dan New Zealand yang sekarang ada,” beber Norma.

Apel warna hijau muda jenis Granny Smith berkode 4139 ini terjual bebas di supermarket di Sei Nyamuk, setiap buahnya dihargai Rp 4 ribu. Selain apel, sunkist asal Amerika dengan kode 4013 juga terjual bebas di tempat yang sama.

“Apel merah terang itu sekarang tidak terjual, yang ada warna hijaunya saja,” tambahnya.

Lanjut Norma, apel jenis Granny Smith jarang diperjual belikannya, sebab harganya lebih mahal dari apel-apel jenis lainnya yang lebih murah.

“Karena wilayah kami ini perbatasan, mau tidak mau kami harus mengambil barang di Tawau, selain mengeluarkan modal sedikit, biaya transportasinya juga murah dan dekat,” tuntas dia.

Pemerintah Indonesia sedianya  telah mengeluarkan keputusan pelarangan impor dua jenis apel tersebut melalui surat Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Badan Berbahaya Nomor SV.04.01.15,0301 tanggal 23 Januari 2015 perihal foodborne disease outbreak terkait konsumsi apel karamel asal AS. Selain itu, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah menerima Infosan Alert pada 17 Januari 2015 dan surat dari Kedutaan Besar AS di Jakarta 21 Januari 2015. (*/jab/oya/chm/asm)

NUNUKAN –  Apel jenis Granny Smith dan Gala produksi Bidart Bros dari California, Amerika Serikat yang diduga mengandung bakteri Listeria

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News