Apindo Minta Pemerintah Perkuat Produk UMKM Domestik
Di sisi lain, untuk pengusaha menengah yang berorientasi ekspor, Shinta menilai kondisi saat ini menjadi peluang untuk mendorong ekspor lebih besar.
”Nilai mata uang saat ini sangat bagus untuk mendorong ekspor. Bagaimana caranya? Itu kembali ke strategi masing-masing. Jadi, pemerintah dan dunia usaha sama-sama berupaya untuk menstimulasi ekonomi,” kata Shinta.
Senada dengan Shinta, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat menilai risiko nilai tukar rupiah masih akan ada bagi pelaku pasar domestik.
Sebab, The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuannya.
Menurut Ade, yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia adalah keterbatasan akses ekspor produk dalam negeri.
Tidak seperti Vietnam dan Bangladesh yang punya akses ke Eropa dan AS. ”Indonesia masih bayar bea masuk lebih tinggi dari mereka, otomatis barang kita sangat kecil,” kata Ade. (ken/agf/c10/fal)
Shinta Kamdani menuturkan, tantangan perekonomian akan terus berlangsung meski ada intervensi dari pemerintah dengan berbagai aturan.
Redaktur & Reporter : Ragil
- BRI Gelar Kembali Gelar Desa BRILiaN 2024, Catat Waktunya
- 3 Hari Digelar, Karya Nyata Fest Vol 6 Pekanbaru Raup Transaksi Hingga Rp 668 Juta
- Holding Ultra Mikro Terus Berkembang, Berperan Memacu Inklusi Keuangan dan Pemberdayaan Perempuan
- Pupuk Indonesia Sebut KAWFEST 2024 Gairahkan Ekonomi Kreatif Indonesia
- Dukung Pengembangan UMKM, Karya Nyata Fest Vol 6 Pekanbaru Cetak Rekor 30 Ribu Pengunjung
- Indonesia Punya UMKM, Modal Kuat Perekonomian untuk Hadapi Dampak Konflik Timur Tengah