APTI: Petani Tembakau Akan Lebih Hancur Ketika Revisi PP 109/2012 Terlalu Dipaksakan
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum APTI Agus Parmuji mengatakan, budidaya ekonomi pertembakauan merupakan pertanian yang sangat efektif sebagai pondasi ekonomi desa.
Pasalnya, budidaya pertembakauan banyak menyerap ketenagakerjaan mulai dari awal tanam hingga masa panen.
Tercatat, ada sekitar 6,1 juta tenaga kerja yang terlibat dari sektor budidaya pertembakauan mulai dari petani, buruh tani, kuli angkot dan sektor transportasi.
"Pertembakaun nasional masih mengandung nilai-nilai kebudayaan bukan hanya sekedar bertani, tetapi mengandung ritualisasi di mana pada waktu tanam, panen atau setiap mulai proses selalu ada unsur ritual selametan. Sehingga ini bukan hanya sekedar bertani tetapi sebuah pengharapan masa depan," kata Agus.
Agus melihat ada dorongan dari pihak asing untuk mengganggu ekosistem pertembakuan nasional.
Oleh karena itu Indonesia harus kuat membentengi tekanan tersebut, karena kultur kita berbeda dengan negara lain.
"Mereka tidak memiliki petani, sedangkan di Indonesia ada petani tembakau. Petani di Indonesia bukan hanya sekedar petani tetapi sudah menjadi cara hidup untuk berekonomi," tutur Agus.
Hanya saja sampai saat ini petani belum dilibatkan dalam revisi PP 109/2012.
Kami ketakutan ketika hak hidup, hak ekonomi dan hak melestarikan keanekaragaman pertanian tembakau yang selama ini kami rawat akan dicolong.
- Viral Remaja di Klaten Sakit Karena Rokok dan Vape, Dokter Bilang Begini
- Bea Cukai Koordinasi dengan Pemda Upayakan Dampak Dana Bagi Hasil CHT Lebih Terukur
- Bea Cukai Purwokerto Dorong Pengembangan Industri Hasil Tembakau di Purbalingga
- Pemerintah RI Diharapkan Bisa Memaksimalkan Produk Tembakau Alternatif
- Bea Cukai Bahas Pemanfaatan Dana Bagi Hasil CHT Bersama Pemda di 2 Wilayah Ini
- Mahfud Minta RPP Kesehatan Tak Abaikan Komoditas Tembakau Nasional