APTRI Sebut Jumlah Kebutuhan Gula Versi Pemerintah Terlalu Besar

jpnn.com - SURABAYA - Angka kebutuhan gula nasional yang dirilis pemerintah dinilai tidak sesuai dengan yang ada di lapangan. Setidaknya itulah penilaian Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI).
Pemerintah menyatakan, kebutuhan gula nasional mencapai 5,7 juta ton. Sedangkan data APTRI menunjukkan jumlah yang lebih kecil, yakni 4,59 juta ton.
Ketua umum Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil mengungkapkan, angka kebutuhan 4,59 juta ton itu diperoleh dari kalkulasi konsumsi gula per kapita sebesar 18 kg per tahun dengan jumlah penduduk 255 juta jiwa.
Kebutuhan gula tersebut bisa dibagi. Di antaranya, gula untuk konsumsi rumah tangga, untuk industri makanan, untuk minuman berskala besar, dan untuk industri UKM.
Data APTRI menyebutkan, kebutuhan gula konsumsi industri makanan dan minuman berskala besar itu mencapai 5 kg per kapita, UKM (4 kg per kapita), dan konsumsi rumah tangga (9 kg per kapita).
’’Dengan demikian, ada selisih yang relatif besar antara kondisi di lapangan dan data kebutuhan yang dipegang pemerintah,’’ kata Arum di Surabaya, Senin kemarin (15/8).
Arum juga mempertanyakan data produksi gula di Jatim. Produksi gula di Jatim mencapai 1,25 juta ton dan nasional 2,5 juta ton.
Nah, dengan kebutuhan konsumsi gula di Jatim 600 ribu ton, ada surplus 650 ribu ton. ’’Lantas, mengapa ada pabrik gula di Jatim yang menggiling raw sugar?’’ tambah Arum.
SURABAYA - Angka kebutuhan gula nasional yang dirilis pemerintah dinilai tidak sesuai dengan yang ada di lapangan. Setidaknya itulah penilaian Asosiasi
- Beri Pelatihan Digital Marketing, Sandiaga Uno Ingin Difabel Lebih Berdaya
- Sumur Minyak Rakyat Kecil Bakal Dibuat Regulasinya
- Gegara Rekor Inflasi Rendah, Pemerintah Klaim Swasembasa Pangan Bakal Sukses
- Utamakan Keselamatan, KAI Raih 2 Penghargaan di Ajang WISCA 2025
- Maksimalkan Pasar Ekspor, SIG Kebut Proyek Dermaga & Fasilitas Produksi di Tuban
- Perkuat Budaya Keselamatan Berkelanjutan, KAI Raih Penghargaan di WISCA 2025