Argentina

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Argentina
Kapten Timnas Argentina Lionel Messi (kiri) berebut bola dengan bek Arab Saudi. Foto: Twitter/Argentina

jpnn.com - Don’t Cry For Me Argentina, jangan menangis untukku, Argentina. 

Sebuah lagu lawas yang dinyanyikan oleh Julie Covington pada 1970-an mendadak sekarang viral lagi di berbagai platform media sosial, setelah tim nasional sepak bola Argentina takluk oleh Arab Saudi 1-2 pada pertandingan Piala Dunia di Qatar, Selasa (23/11).

Lagu itu ngetop lagi pada 1996 ketika dinyanyikan ulang oleh Madonna sebagai soundtrack film Evita. 

Film itu bercerita mengenai Evita Peron, istri pemimpin Argentina Juan Peron, tokoh militer yang menjadi presiden tiga kali pada 1950-an sampai awal 1970-an. 

Don’t cry for me Argentina, The truth is I never left you, All through my wild days, My mad existence, I kept my promise, Don’t keep your distance. 

Potongan refrain lagu itu terasa ngelangut sedih. Hati jutaan suporter Argentina remuk redam oleh kekalahan yang menyakitkan.

Dibanding dengan Argentina, Arab Saudi adalah tim gurem. Argentina punya segala-galanya. Ada Lionel Messi yang dijuluki sebagai GOAT, greatest of all time, pemain paling hebat sepanjang masa. Toh, Messi hanya bisa tertunduk malu dan hancur. 

Satu gol yang dicetak Messi dari titik penalti pada menit ke-10 tidak bertahan atau bertambah. 

Arab Saudi juga menjadi tim pertama yang berhasil menumbangkan Argentina dalam tiga tahun terakhir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News