Armenia dan Azerbaijan Bunuh-bunuhan, Donald Trump Berusaha Jadi Pahlawan
jpnn.com, WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump berusaha tampil sebagai pahlawan di tengah konflik bersenjata antara Armenia dan Azerbaijan. Dia mengaku akan berusaha mendamaikan kedua negara pecahan Uni Soviet tersebut.
"Kami terus memantau situasinya dengan sangat cermat," kata Trump dalam jumpa pers Minggu malam (27/9) waktu setempat.
"Kami memiliki banyak hubungan baik di area itu. Kami akan melihat apakah kami bisa menghentikannya." ujar Trump.
Bentrok yang terjadi di wilayah Nagorno-Karabakh akhir pekan lalu menewaskan sedikitnya 16 personel militer dan beberapa warga sipil.
Dalam pidatonya kepada rakyat Azerbaijan, Presiden Aliyev mengatakan angkatan bersenjata Armenia menembaki permukiman dan lokasi-lokasi militer.
"Akibat tembakan musuh, ada korban di antara penduduk sipil dan prajurit kami. Beberapa orang terluka. Semoga Allah mengistirahatkan para syuhada kami dengan tenang," kata dia, tanpa menyebutkan jumlah korban secara spesifik.
Aliyev bersumpah untuk membalas darah para martir, dengan mengatakan bahwa tentara Azerbaijan terus melakukan pembalasan terhadap lokasi militer Armenia. Banyak unit peralatan militernya telah dihancurkan.
"Ini adalah perwujudan lain dari fasisme Armenia," ujar dia.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berusaha tampil sebagai pahlawan di tengah konflik bersenjata antara Armenia dan Azerbaijan
- DBL Camp 2024 Hadir di Jakarta, Ratusan Pelajar Berebut 12 Tiket ke Amerika Serikat
- Belanja Militer Dunia Nyaris Tembus Rp 40 Kuadriliun, 3 Negara Ini Paling Boros
- Ngantuk Terkulai
- Kecewa Berat, Palestina Tinjau Ulang Hubungan dengan Amerika Serikat
- Fraksi PKS Kecewa AS Memveto Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
- Indonesia: Tindakan Amerika Serikat Telah Mengkhianati Perdamaian