Armenia dan Azerbaijan Lebih Pilih Bunuh-bunuhan, Gencatan Senjata Gagal

Armenia dan Azerbaijan Lebih Pilih Bunuh-bunuhan, Gencatan Senjata Gagal
Armenia dan Azerbaijan di ambang perang terbuka terkait sengketa wilayah Nagorno-Karabakh. Foto: ANTARA/Melik Baghdasaryan/Photolure via REUTERS/tm

Pejabat etnis Armenia di Nagorno-Karabakh mengatakan total korban tewas dari militer mereka adalah 542, ketika laporan pertempuran baru mengundang seruan dari Rusia dan anggota Uni Eropa untuk menghormati gencatan senjata.

Azerbaijan mengatakan 42 warga sipil Azeri telah tewas dan 206 orang luka-luka sejak 27 September. Negara itu belum mengungkapkan data korban dari militer.

Nagorno-Karabakh secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi diperintah dan dihuni oleh etnis Armenia.

Konflik antara kedua negara tersebut menjadi perhatian sejumlah negara karena terjadi dekat dengan pipa gas dan minyak Azeri ke Eropa.

Turki dan Rusia berisiko terseret masuk dalm konflik tersebut karena Rusia memiliki pakta pertahanan dengan Armenia, sedangkan Turki bersekutu dengan Azerbaijan.

Turki belum terlibat dalam mediasi yang selama bertahun-tahun dipimpin oleh Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat. Namun, Turki mendukung serangan Azerbaijan untuk merebut kembali tanah yang diduduki. (ant/dil/jpnn)

Armenia dan Azerbaijan saling menuduh telah melanggar gencatan senjata kemanusiaan yang disepakati tiga hari lalu


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News