Aroma Diskriminasi Tercium dari Sidang Komdis

Aroma Diskriminasi Tercium dari Sidang Komdis
Aroma Diskriminasi Tercium dari Sidang Komdis
JAKARTA- Meski digelar saat Ramadhan, kompetisi sepak bola nasional ternyata masih diwarnai noda hitam. Dua kerusuhan telah meletus di Indonesia Super League (ISL) di saat bulan suci ini. Pertama di Malang Sabtu (13/9) lalu dan yang kedua di Makassar Senin (15/9) kemarin. Dua insiden itupun bakal disidangkan komisi disiplin (Komdis) PSSI hari ini. ”Semua kasus sudah kami laporkan ke Komdis, termasuk kejadian di Makassar,” aku Direktur Kompetisi Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) Joko Driyono, Selasa (16/9).

Semua kejadian yang dimaksudkan Joko tersebut ada empat perkara. Insiden saat Sriwijaya FC Palembang menjamu Persib Bandung (9/9). Kericuhan pemain yang mewarnai laga Pelita Jaya Jawa Barat kontra Persiwa Wamena (12/9). Serta kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang dan di Stadion Andi Mattalatta, Makassar.

Dari empat kasus tersebut, kerusuhan di Malang dan Makassar mendapat sorotan lebih. Sebab, imbas kejadian itu bakal membuat banyak pihak mendapat sanksi berat. Kerusuhan di Malang misalnya. Offisial, pemain, dan penonton Arema Malang bisa jadi akan mendapat hukuman. Insiden di Makassar pun tak diprediksi tak jauh berbeda.

Hanya saja, saat ini muncul nada minor. Bahwasanya bakal ada diskriminasi antara keputusan terkait kerusuhan Malang dengan Makassar. ”Bagaimana bisa begitu. Sidang saja belum dilaksanakan,” tepis Hinca Pandjaitan, ketua Komdis, Selasa (16/9).

JAKARTA- Meski digelar saat Ramadhan, kompetisi sepak bola nasional ternyata masih diwarnai noda hitam. Dua kerusuhan telah meletus di Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News