Arsitek Indonesia Mendominasi Kompetisi Onduline Green Roof Awards 2023 Asia

Arsitek Indonesia Mendominasi Kompetisi Onduline Green Roof Awards 2023 Asia
Salah satu desain atap karya arsitek Indonesia. Foto: Onduline

Onduline adalah produsen atap dari bitumen dan serat selulosa yang disebut tidak mengandung asbes dan logam, sehingga ringan dan mudah dipasang, tidak merambatkan panas, dan ramah lingkungan.

Sekitar 55 persen bahan baku atap Onduline diklaim dari bahan daur ulang.

Onduline mengelar kompetisi dua tahunan OGRA sejak 10 tahun lalu. Pada OGRA 2023 kompetisi diperluas cakupannya untuk pertama kali ke tingkat Asia, tidak hanya Indonesia, tetapi juga India, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

OGRA 2023 melibatkan Philippines Green Building Council, Malaysia Green Building Council, dan Indian Green Building Council.

OGRA 2023 Asia mengambil tema “Tropical Passive Roof Design for Low Energy House” yang mampu mereduksi penggunaan energi (energy efficiency).

Rancangan atap merupakan bagian terpenting dari passive design itu, selain desain dinding berupa lubang-lubang angin untuk sirkulasi udara.

Oleh karena itu, rancangan dan pilihan penutup atap menjadi bagian terpenting penilaian juri terhadap karya yang masuk.

“Intinya bagaimana desain bangunan terutama atapnya cocok diaplikasikan (untuk mereduksi konsumsi energi) di daerah tropis (seperti Indonesia),” kata Country Director Onduline Indonesia Esther Pane, dalam keterangannya, Jumat (1/12).

Para arsitek dari Indonesia sukses memborong gelar juara kompetisi desain atap, Onduline Green Roof Awards (OGRA) 2023 Asia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News