Arti Beras bagi Kehidupan Masyarakat Indonesia

Oleh: Adinda Permatasari

Arti Beras bagi Kehidupan Masyarakat Indonesia
Adinda Permatasari, pranata humas muda. Foto: dokumentasi pribadi

Saat ini, Indonesia merupakan produsen beras keempat di dunia setelah China, India, dan Bangladesh. 

China menjadi negara penghasil beras nomor satu di dunia dengan produksi mencapai 148,99 juta metrik ton, sedangkan Indonesia yang berada pada nomor 4 memproduksi 35,4 juta metrik ton (sumber: katadata per Feb 2021/2022).

Sebagai komoditas pangan pokok dan strategis, upaya mencapai dan mempertahankan pemenuhan kebutuhan beras dari produksi domestik (swasembada) secara berkelanjutan terus dilakukan. 

Hal ini mengingat ketersediaan dan keterjangkauan bahan pangan pokok dianggap sebagai salah satu indikator utama keberhasilan pembangunan di banyak negara.

Berdasarkan pengalaman tiga tahun terakhir, khususnya selama pandemi Covid-19 yang menunjukkan stabilitas harga beras berkontribusi positif terhadap stabilitas sosial, ekonomi, dan politik, stabilitas harga beras mampu menjadi peredam saat terjadi gejolak harga pangan nonberas.

 Berbagai upaya strategis terus dilakukan pemerintah untuk menjaga swasembada beras secara berkelanjutan melalui pendekatan dari aspek produksi dan konsumsi.

Berbagai pendekatan dan upaya strategis yang dilakukan untuk menggenjot produksi pangan, terutama beras selama pandemi Covid, membuah hasil yang manis. 

Setelah lebih dari tiga dekade, Indonesia akhirnya menyandang swasembada beras. Tepat di tanggal 14 Agustus lalu, pemerintah Republik Indonesia menerima penghargaan dari Institut Penelitian Padi Internasional (IRRI) karena telah memiliki sistem ketahanan pangan yang baik dan berhasil swasembada beras pada periode 2019-2021. 

Adinda Permatasari mengupas tentang komoditas beras sebagai swasembada pangan nasional

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News